Publik basket Indonesia beruntung. Dalam dua tahun beruntun Speedy NBL Indonesia All-Star, penyelenggara selalu menghadirkan eks pemain berteknik menghibur yang menyuntikkan gaya jalanan (streetball) ke NBA. Setelah tahun lalu Jason Williams hadir, akhir pekan nanti (29/6) Rafer Alston yang gantian memberikan hiburan.
---
PENGGEMAR NBA mana pun pasti sulit melupakan aksi Jason Richardson saat pertandingan rookie/sophomore 2003. Pemain yang saat itu membela Golden State Warriors tersebut melakukan aksi sinting.
Richardson memantulkan bola persis di kepala Carlos Boozer (saat itu berseragam Cleveland Cavaliers) sebelum melesakkan bola ke ring. Walau gila dan di luar dugaan banyak orang, aksi tersebut bukanlah murni hasil kreasi Richardson. Itu dipengaruhi pemain NBA yang lebih dulu menjadi legenda streetball. Namanya Rafer Alston.
Betul, Alston bukanlah pemain NBA yang sangat fantastis. Masuk NBA lewat draf ronde kedua pilihan 39 melalui Milwaukee Bucks, Alston tidak terlalu bersinar. Alston tidak pernah stabil. Dia menghabiskan karirnya di NBA bersama enam tim berbeda.
Pada 2011 Alston berkelana di Liga Profesional Tiongkok (CBA) untuk membela Zhejiang Lions. Beberapa tahun Alston bahkan menghabiskan waktunya untuk bermain di tim cadangan NBA, NBA Development League.
Meski tak pernah meraih cincin juara atau menjadi pemain yang menonjol, Alston cukup memiliki pengaruh kuat di NBA. Sebab, mantan pemain yang sekarang berusia 36 tahun tersebut kerap menyuntikkan atraksi jalanan di panggung NBA.
Tentu saja atraksi Alston sangat menarik. Sebab, dia lebih dulu matang di arena streetball papan atas Amerika Serikat AND-1. Dialah yang membantu kompetisi streetball AND-1 menyebar dan terkenal di seluruh dunia. Julukannya adalah Skip to My Lou. Ini mengacu kemampuannya melewati lawan dan membuat para penjaganya mati kutu.
Alston kerap membikin malu lawan-lawannya dengan ball handling yang mantap. Dia sering melakukan ankle breaker (dribble crossover yang bisa membuat defender lawan jatuh karena salah antisipasi arah gerakan).
Rekaman aksi-aksi Alston sering digunakan superstar NBA, misalnya Kobe Bryant, untuk mendemonstrasikan kemampuan basket. Soal ankle breaker, Alston adalah salah seorang pionirnya.
Lahir di Queens, New York, 24 Juli 1976, Alston bermain untuk enam tim NBA dengan rata-rata 10,1 point per game. Bukan kemampuan scoring yang membuat Alston istimewa. Melainkan kehebatannya untuk mematahkan engkel pemain yang mencoba menjaganya.
Gaya Alston kerap ditiru superstar lain dalam pertandingan NBA. Point guard tim nasional Amerika Serikat asal Brooklyn Nets Deron Williams kerap memperagakan dribble di antara dua kaki gaya Alston. Gerakan memutar bintang utama Los Angeles Clippers Chris Paul juga terinspirasi Alston.
"Saya memang nyaman di posisi point guard. Dalam permainan, saya selalu berusaha untuk bermain agresif. Saya suka mendistribusikan bola dengan sangat cepat," ucap Alston.
Alston sendiri mengaku beruntung bisa mencicipi panggung NBA. Streetball, kata dia, membantu mengembangkan dirinya. Terutama untuk mengontrol bola dalam kondisi cepat.
"Jika Anda pemain streetball, itu akan membantu Anda percaya diri. Anda akan pergi ke tempat-tempat berbeda untuk berkompetisi. Saya dari Queens, tetapi menantang ke Brooklyn. Dari Brooklyn ke Bronx, dari Bronx ke Harlem. Saya menghancurkan semuanya," tandas Alston.
Karir terbaik Alston mungkin dijalani bersama Miami Heat musim 2003-2004. Meski hanya semusim bermain di sana, Alston sering menjadi starter dan membantu rookie yang sekarang menjadi salah seorang superstar NBA, Dwyane Wade. Juga saat bermain bersama Tracy McGrady dan Yao Ming di Houston Rockets (2005-2009). Menyaksikan Alston mempertontonkan keahliannya di Speedy NBL Indonesia All-Star 2013, 29 Juni nanti, jelas merupakan pengalaman luar biasa. (nur/c9/ham)
---
NBA dan Streetball
DENGAN semakin canggihnya pola offense dan defense serta perkembangan NBA saat ini, streetballer sudah makin jarang terlihat di liga basket paling bergengsi di dunia ini. Padahal, streetball dengan atraksi-atraksi ajaibnya sering membuat pertandingan makin menghibur. Rafer Alston dikenal sebagai salah satu legenda streetball terbesar di NBA yang pernah ada. Dia bersanding dengan nama-nama besar lainnya. Siapa saja?
Vince Carter
Streetball selama ini selalu berkaitan dengan ball-handling, dribbling, dan passing. Padahal, ada salah satu aspek yang berkontribusi pada makin menariknya atraksi streetball, yakni slam dunk. Vince Carter dikenal sebagai salah satu dunker terbaik dalam sejarah NBA. Kemenangannya di NBA Slam Dunk Contest 2000-2001 sangat legendaris hingga membuatnya mendapatkan julukan "Vinsanity" .
Jason Williams
Point guard asal West Virginia ini dikenal sebagai salah satu pemain paling menghibur dalam 12 tahun berkarir di NBA. Passing-passing White Chocolate -julukannya- sangat ajaib. Williams mudah saja melakukan over the head pass, crossovers rumit, dan umpan akrobatik lain. Tahun lalu Williams tampil, memeriahkan di NBL All-Star 2012 di Bandung dan Surabaya. Dia memberikan kenangan tak terlupakan.
Jamal Crawford
Sangat beralasan jika akun Twitter Jamal Crawford adalah @Jcrossover. Memang, lewat crossover mautnya, shooting guard Los Angeles Clippers tersebut sangat dikenal. Dia sering membikin beku pemain-pemain lawan dalam 12 tahun karirnya bersama enam tim di NBA. Musim lalu Crawford berada di posisi kedua voting sixth man of the year di belakang J.R. Smith (New York Knicks). Crawford adalah kreator gerakan shake and able, mengecoh lawan dengan memutar bola di belakang punggung. Crawford juga penembak tiga angka berdarah dingin.
Allen Iverson
Iverson adalah aktor yang mengubah landscape NBA. Dia benar-benar membawa gaya jalanan ke arena profesional. Iverson bermain di NBA selama 14 tahun, membela empat tim. Namun, kepopulerannya melesat saat berada dalam skuad Philadelphia 76ers. Julukan Iverson adalah "The Answer" yang mengacu pada tidak ada rumus untuk menghentikannya memperlihatkan ankle-breaking crossover dan membuat malu defender lawan. (nur/c2/ham)
Story Provided by Jawa Pos