Tim USA Legends bakal istimewa
dalam hal tembakan tiga angka.
Mereka punya dua mantan juara
NBA three-Point Shootout, Dale
Ellis dan Voshon Lenard.
KETIKA bertanding
di Jakarta dan Surabaya, 22 dan 25 Juni
nanti, para pemain
pilihan National Basketball League (NBL)
Indonesia bakal super sibuk menjaga
bagian luar pertahanan. Tim USA Legends memiliki dua penembak superjitu, dua
mantan juara NBA Three-Point Shootout.
Dale Ellis merebut gelar itu
pada 1989 saat membela Seattle
SuperSonics, Voshon Lenard
meraihnya pada 2004 ketika
bersama Denver Nuggets.
Bagi Ellis, menembak jarak jauh
merupakan sumber kehidupan,
kemampuan yang membuatnya
mampu bertahan di NBA selama
17 musim. Total, dia bermain
dalam 1.209 laga NBA, mencetak
rata-rata 15,7 poin. Dia benar-benar akurat. Memasukkan 40,3
persen tembakan tiga angka yang
dia lepaskan.
Statistik lain ikut membuktikan
Ellis sebagai salah seorang penembak terbaik dalam sejarah. Selama
di NBA, dia memasukkan total
1.719 tembakan tiga angka, terbanyak kelima dalam sejarah.
Dengan tinggi badan 201 cm,
tentu Ellis punya keunggulan. Lawan harus punya ’’pengawal’’ yang
cukup tinggi untuk menghalangi
tembakannya. Meski demikian,
Ellis mengaku lebih suka dikawal
orang yang lebih tinggi.
’’Saya justru bisa lepas lebih
mudah dari lawan yang lebih
tinggi dan lebih lamban. Pemain
yang lebih kecil dan cepat justru
lebih efektif dalam menghalangi
saya. Untungnya, saya tetap bisa
menembak di atas mereka,’’ ungkapnya dalam sebuah artikel di
Sports Illustrated.
Saat ini, Ellis memang sudah
berusia 50 tahun. Namun, kondisi badannya masih fit, masih
sangat mampu menyuguhkan
atraksi seru untuk penonton di
Indonesia nanti.
Panjangnya karir Ellis membuktikan tubuhnya memang
’’beda’’. Ketangguhan fisik itu
pernah terbukti pula saat membela Super Sonics melawan
Milwaukee Bucks, pada 1989.
Waktu itu, Ellis nyaris bermain
penuh dalam laga yang berlangsung hingga lima kali perpanjangan waktu.
Pertandingan itu berlangsung 73
menit, dan Ellis bermain 69 menit!
Hingga hari ini, 69 menit yang
dijalani Ellis tersebut masih
menjadi rekor most minutes
played in a single game di NBA!
Saat di Sonics itu pula, Ellis berada di puncak karirnya. Pada
1987, dia meraih gelar NBA Most
Improved Player. Pada musim
1988-1989, Ellis mencatat rata-rata
27,5 poin per game. Dan pada 1989
itu, dia terpilih masuk barisan paling elite, NBA All-Star.
Kalahkan Para Jagoan
Voshon Lenard bukanlah superstar di NBA. Tapi, dia juga bukan
pemain ’’biasa’’. Dia merupakan
role player dengan peran sangat
jelas: Jadi penembak jitu di luar
garis tiga angka. Itulah tugas utamanya di setiap tim yang pernah
dia bela, selama 11 tahun berkarir
di liga paling bergengsi tersebut.
Mulai Miami Heat, Denver Nuggets, Toronto Raptors, sampai
Portland Trail Blazers.
Sepanjang karirnya, mulai 1995
hingga 2006, Lenard mencetak
poin rata-rata 11,9. Pada 2004, dia
pun mendapat sorotan terbesar
dalam karirnya. Pada tahun itu, dia
mengalahkan begitu banyak nama
besar, merebut gelar juara NBA
Three-Point Shootout.
Tidak tanggung-tanggung ,
Lenard mengalahkan shooter-shooter dahsyat seperti Peja Stojakovic, Kyle Korver, Rashard Lewis,
Cuttino Mobley, dan Chauncey
Billups. Dalam babak final, dia
berhadapan dengan Korver dan
Stojakovic. Kalau Stojakovic menang, dia pun menyamai rekor
Larry Bird dan Craig Hodges sebagai pemenang kontes tiga kali.
Tapi, waktu itu yang paling hot
adalah Lenard. Pada ronde penentuan tersebut, dia mencetak
18 poin, Stojakovic 16 poin.
Saat itu, Lenard sadar betul
persaingan sangatlah ketat.
’’Saya hanya ingin bersaing
sengit dengan mereka. Tapi,
ketika kemudian menang
mengalahkan Peja, rasanya seperti mendapat sebuah kehormatan besar,’’ ungkap Lenard, waktu
itu dikutip Associated Press.
Sebagai hadiah, dia waktu itu mendapatkan uang tunai USD 25 ribu.
Pada 2006, Lenard mengakhiri
karirnya di Trail Blazers waktu
masih berusia 32 tahun. Meski
pensiun relatif dini, dia mengaku
tidak menyesal. ’’Saya sangat menikmati karir saya di NBA. Saya
sadar betul waktu saya sudah habis. Kini saya bisa bersantai dan
enjoy hidup bersama keluarga,’’
ujarnya via Bleacher Report.
Meski demikian, Lenard tidak
sepenuhnya pergi dari basket. Dia
tetap sesekali bermain untuk menjaga agar kondisinya tidak terlalu
memburuk. Karena namanya cukup terkenal, dia juga masih aktif
mengikuti sejumlah acara promosi. Termasuk ikut kegiatan-kegiatan basket di luar negeri,
seperti di Tiongkok tahun lalu dan
Indonesia tahun ini.
Lenard menegaskan, dirinya
sangat suka traveling. Kalau ada
yang membuat kangen dengan NBA, yang dia kangeni
adalah traveling-nya. Pergi dari
satu kota ke kota lain.
’’Bisa ke berbagai kota dan
bertemu orang-orang penting.
Bukan hanya orang-orang penting. Juga orang-orang yang unik
dan menarik,’’ tegasnya.
Dalam Flexi NBL Indonesia
Challenge 2011, melawan bintang-bintang Indonesia nanti, Lenard
disebut-sebut sebagai pemain paling berbahaya. Usianya masih 38
tahun, dan kemampuan menembaknya disebut masih sangat
menyeramkan! (nur/habis)
Story Provided by Jawa Pos