Ada bintang ”bonus” di Flexi
NBL Indonesia Challenge 2011.
Charles Smith, mantan bintang
New York Knicks, kemarin
(21/6) tiba di Jakarta untuk
memperkuat USA Legends.
Mengapa dia mendadak hadir?
CHARLES Smith dulu kondang saat bersama
New York Knicks di pertengahan 1990-an.
Dia merupakan bagian dari tim ”keras” yang
ber anggota John Starks, Patrick Ewing, dan
Charles Oakley.
Pada 1993, tim itu kandas di final wilayah timur
NBA, di tangan Michael Jordan dkk (Chicago
Bulls). Setahun kemudian, mereka sukses masuk
final NBA, namun dikalahkan Hakeem Olajuwon
dan rekan-rekannya di Houston Rockets.
Di tingkat internasional, Smith pernah tergabung di tim nasional USA (Team USA),
meraih gelar juara dunia di FIBA World
Championship 1986.
Bulan ini, Smith memang tergabung di tim
USA Legends yang berkunjung ke Asia Tenggara.
Namun, awalnya dia hanya akan tampil di
Kuala Lumpur, melawan National Basketball
League (NBL) Malaysia All-Star. Pasalnya,
dia semula harus segera kembali ke Amerika
Serikat, mengikuti NBA Draft 2011 yang diselenggarakan pada 23 Juni besok.
Smith, yang punya gelar MBA, termasuk
pengusaha sukses. Tapi, dia masih aktif di
basket, membina sejumlah pemain muda.
Nah, ada pemainnya yang berencana ikut
Draft tahun ini. Sayang, ketika di Malaysia,
Smith dapat kabar bahwa pemainnya itu
cedera sehingga tidak bisa ikut program program uji coba bersama tim-tim NBA.
Prospeknya di NBA Draft 2011 pun tidak
lagi secerah sebelumnya.
”Dia cedera tangan. Padahal, saya yakin
dia bisa terpilih di bagian akhir ronde pertama
NBA Draft. Namun, saya yakin dia akan
masuk NBA. Dia cukup hebat,” kata pria yang kini berusia 45 tahun tersebut.
Karena tak perlu lagi menghadiri NBA
Draft (yang diselenggarakan di New Jersey,
tempat Smith menetap), Smith memutuskan
ke Indonesia. Mumpung sudah jauh, sekalian
lanjutkan program bersama USA Legends.
Tak sempat terbang bersama USA Legends
Senin lalu (20/6), dia baru tiba di Jakarta
kemarin pagi (21/6). Kemarin sore dia langsung
ikut latihan ringan bersama USA Legends di
Hall A Senayan Jakarta.
”Saya ingin melihat satu lagu dunia baru,
kebudayaan baru yang belum pernah saya
lihat sebelumnya. Saya juga ingin melihat
bagaimana perkembangan basket di negara
ini. Dan tentu saja saya ingin bermain. Meski
sudah pensiun pada 1998, saya selalu jaga
kondisi,” tuturnya.
Smith juga penasaran dengan NBL Indonesia
dan DBL Indonesia. Karena itu, dia tak sabar
ikut ke Surabaya. ”Saya harus melihat kantor
DBL di Surabaya,” pungkasnya. (nur/ru/c8)