Setelah tiga hari di-drill latihan fundamental basket, penghuni pelatnas basket putra menjalani sesi game. Para technical advisor asal Australia memberikan kesempatan bagi Rony Gunawan dkk untuk mengaplikasikan materi yang sudah diberikan pada sesi game latihan di Hall Basket, Senayan, Jakarta, kemarin (24/3).

Tim dibagi menjadi dua dengan dibedakan kostum hitam dan putih. Tim hitam yang di perkuat Rony Gunawan, Romy Chandra, Mario Wuysang, Isman Thoyib, serta Ary Chandra dikomandoi Andrew Vlahov. Sementara itu, tim putih yang bermateri Dimas Aryo Dewanto, Faisal Julius Achmad, Andy ’’Batam” Poedjakesuma, Oki Wira Sanjaya, serta Christian Ronaldo Sitepu dibesut Paul Rogers. Game berlangsung selama 4 x 5 menit.

Hasilnya, tim besutan Vlahov mampu menekuk tim putih dengan skor 19-16. Namun, bukan hasil akhir yang menjadi pertimbangan para pemain dan jajaran pelatih. Mereka merasa senang karena latihan fundamental selama tiga hari mampu memberikan hasil yang nyata.

’’Kami merasa lebih baik dalam bermain. Kami merasa meninggalkan kebiasaan jelek yang biasanya kami lakukan di pertandingan. Para technical advisor tersebut memang membawa perubahan yang berarti pada permainan tim,” jelas Romy Chandra setelah latihan kemarin (24/3).

Salah satu perubahan positif yang dirasakan pilar Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta itu adalah kemampuan para pemain untuk mengatur tempo pertandingan. Para pemain memang diharapkan bertanding dengan tempo cepat namun tidak terburu-buru. Faktor buru-buru itulah yang selama ini sering terjadi pada pemain-pemain Indonesia.

’’Bermain cepat berbeda dengan terburu-buru. Para pemain mampu menerapkan materi yang kami berikan dengan baik,” jelas Vlahov.

Head coach Rastafari Horongbala juga menyatakan bahwa kinerja anak asuhnya semakin baik. Selain lebih sabar dalam bermain, Rony Gunawan dkk mampu bekerja sama dengan bagus.

’’Kerja sama sekarang lebih terlihat. Para pemain juga lebih banyak bergerak. Kalau biasanya kan ada pemain yang hanya diam. Tetapi, ini belum maksimal. Para pemain masih kelelahan karena menjalani program yang berat sebelumnya,” jelas Rastafari.

Selain itu, dia tetap mencatat beberapa kelemahan yang masih ditunjukkan anak asuhnya. Salah satunya, masih adanya pemain yang hendak menonjolkan kemampuan individual. ’’Kalau masih saja mengandalkan individual, akan kami coret. Tak mungkin bermain dengan hanya mengandalkan individu,” tegas dia. (ru/c7/aww)