Andrew Vlahov yang ditunjuk sebagai technical advisor benar-benar menjadi tumpuan bagi timnas basket putra proyeksi SEA Games 2011. Pengalamannya diharapkan membawa tuah bagi Indonesia untuk merebut emas di multieven dua tahunan tersebut. Bagaimana sikap pria yang pernah membela Australia dalam empat Olimpiade itu untuk menghadapi tantangan tersebut? Berikut kutipan wawancara Jawa Pos dengan lelaki kelahiran 1 April 1969 itu.

Anda adalah legenda basket. Kenapa Anda mau menangani timnas Indonesia, bukan Filipina yang merupakan yang terkuat di Asia Tenggara?

Saya punya banyak kenalan di sini. Saya kenal baik dengan Azrul (Azrul Ananda, technical advisor timnas Indonesia) dan beberapa orang di sini. Saya suka dengan perkembangan basket di Indonesia.

Anda masuk dalam sejarah di timnas basket Indonesia. Ini kali pertama timnas mendatangkan satu tim technical advisor dari luar negeri. Pendapat Anda?

Saya senang menjadi bagian dari sejarah. Saya ingin melengkapi sejarah itu dengan membantu Indonesia untuk mendapatkan emas di SEA Games nanti (timnas basket Indonesia belum pernah mendapatkan emas di SEA Games, Red).

Banyak yang bilang, peluang Indonesia untuk merebut emas tak besar karena ada Filipina. Bagaimana menurut Anda?

Amerika terkenal sangat hebat di basket. Apa mereka tak terkalahkan? Mereka ternyata juga bisa kalah. Semua tim memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara di SEA Games nanti.

Apa yang harus dilakukan para pemain agar bisa memenuhi target tersebut?

Saya selalu menekankan empat bentuk komitmen atau respek. Mereka harus respek dengan dirinya sendiri, respek dengan rekan setim, respek dengan jajaran pelatih, dan juga yang tak kalah penting adalah respek dengan negara Indonesia. Kalau empat hal itu bisa sinkron, energi yang dihasilkan pasti hebat.

Rastafari Horongbala adalah head coach untuk timnas Indonesia. Lalu, bagaimana pembagian peran Anda dengan Rastafari?

Tidak ada masalah. Saya hanya advisor di timnas Indonesia. Dia (Rastafari) adalah bos saya di timnas. (ru/c13/diq)