KALI pertama menjadi tuan rumah, Mongolia menuai banyak komplain sekaligus denda terbesar. Dalam technical meeting para pimpinan tim kemarin (16/8), berbagai masalah mengakibatkan Mongolia kena denda hingga USD 4.000 (hampir Rp 40 juta) plus berbagai peringatan.

Sejak berdatangan, tim-tim peserta 22nd FIBA Asia U-18 Championship memang bergantian mengeluh. Mulai mendapat hotel yang kamarnya tak ber-AC, tidak adanya air minum, hingga ketidakjelasan jadwal makan dan latihan.

Ketika pertemuan tim, perwakilan Mongolia juga tidak hadir. Malahan, Sekretaris Jenderal FIBA Asia Hagop Khajirian menyampaikan berbagai masalah administrasi yang berbuntut denda.

Mongolia ternyata tidak menyerahkan daftar nama pemain sesuai deadline yang ditetapkan. Bahkan, hingga kemarin, tuan rumah belum menyetorkan nama anggota tim. Plus kena denda karena belum menunjukkan desain jersey. Total yang harus dibayar pun mencapai USD 4.000.

Tim lain yang kena denda karena masalah administrasi untuk kejuaraan ini adalah Arab Saudi. Yaitu, USD 3.000.

Pihak Mongolia berjanji menyetorkan nama tadi malam. Kalau tidak lolos administrasi, mereka terancam tidak boleh bertanding ketika kompetisi dimulai hari ini (17/8).

Walau ada banyak problem, pihak FIBA Asia mengajak semua peserta memaklumi. ''Ini kali pertama Mongolia menjadi tuan rumah. Tolong bisa memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi dengan hati terbuka. Kita harus mengapresiasi Mongolia atas kesediaan mereka menjadi tuan rumah event ini,'' kata Khajirian.

Di ajang ini, Mongolia berada di grup C, bersama Taiwan, Bahrain, dan Indonesia. (*)

Story Provided by Jawa Pos