Tim basket putra Indonesia terlalu tangguh bagi Myanmar. Tadi malam (14/11) Rony Gunawan dkk menekuk Myanmar dengan skor sangat telak 84-45 pada laga perdana yang dilangsungkan di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Penampilan Amin Prihantono tadi malam cukup gemilang. Dia menyumbangkan 18 poin dan lima rebound. Pasukan Merah Putih memang unggul segalanya jika dibandingkan dengan Myanmar yang memiliki tiga pemain naturalisasi dari Tiongkok.
Pelatih kepala timnas Indonesia Rastafari Horongbala menyatakan, tim racikannya memang lebih superior dalam pertandingan tersebut. Para pemain Myanmar dianggap belum memiliki kekompakan serta bentuk permainan yang bagus.
"Saya lihat mereka belum lama bergabung. Latihan antara pemain Myanmar dan Tiongkok itu belum lama. Kerja sama mereka juga belum padu," terang Rastafari saat ditemui setelah pertandingan.
Amin memiliki penilaian yang sama. Menurut dia, penampilan Myanmar memang setingkat di bawah Indonesia. Salah satu contohnya adalah dari sisi defense yang sangat lemah. ''Tidak ada yang menjaga saya," kata Amin.
Karena laga tidak berimbang, Rastafari lebih leluasa untuk merotasi pemain. Semua penggawa timnas diturunkan. Hal itu tentu menambah pengalaman bertanding bagi para pemain yang baru pertama menghuni pelatnas.
Timnas Myanmar mengakui bahwa mereka kalah kelas. Namun, mereka tak kecewa. Pasalnya, SEA Games kali ini bukanlah prioritas mereka. Myanmar baru konsentrasi penuh pada 2013 saat mereka menjadi tuan rumah.
"Tim ini memang kurang banyak pengalaman. Tetapi, target kami adalah pada 2013. Apalagi tim ini juga hanya dipersiapkan selama setahun," ucap Jian Xin Qin, pelatih timnas Myanmar.
Hari ini (15/11) timnas Indonesia akan bersua Malaysia. Laga tersebut bakal berjalan lebih ketat. Sebab, Malaysia juga memiliki kemampuan yang bagus. ''Tetapi, beberapa pemain kami sudah sering bertanding dengan para pemain Malaysia. Itu akan membantu kami," kata Rastafari.
Tim Putri
Kekhawatiran timnas basket putri terhadap kekuatan Myanmar terbukti. Kemarin (14/11) Wulan Ayu Ningrum dkk dipaksa menyerah kepada Myanmar 78-86. Timnas putri benar-benar dibuat kerepotan dengan lima pemain naturalisasi Myanmar asal Tiongkok. Empat di antaranya bermain penuh selama 40 menit. Satu pemain asli Myanmar, Lin Htat Myat, hanya bermain selama 10 menit. Enam pemain asli Myanmar lainnya hanya menjadi penghangat bangku cadangan.
''Kami tidak tahu permainan mereka sebelumnya. Hari ini (kemarin, Red) kami bisa merasakan langsung kehebatan Myanmar,'' terang Bill McCammon, pelatih timnas Indonesia, setelah pertandingan.
Di antara lima pemain naturalisasi itu, Wine Wine benar-benar menjadi predator. Dia bermain selama 40 menit nonstop dan membukukan 31 poin serta lima rebound. Timnas Indonesia sebenarnya bukan tanpa perlawanan.
Saat half time, Wulan dkk leading 42-36. Namun, Wulan dkk tak bisa mempertahankan momentum itu. (ru/c8/c6/aww/tom)
Story Provided by Jawa Pos