Pelajaran penting diperoleh timnas basket putra proyeksi SEA Games XXVI/2011 setelah pelatihan tahap kedua bersama World Basketball Academy (WBA) Australia. Para pemain merasa, kemampuan mereka berkembang setelah lima hari dipoles Rob Beveridge dkk di Hall Basket Senayan, Jakarta.

’’Latihannya memang lebih berat daripada di Australia. Di sana kan kalau sore kadang hanya latihan dua jam. Kalau di sini, tiga jam. Padahal, paginya latihan hingga pukul 11.00,’’ terang Andy Batam Poedjakesuma, small forward timnas, kemarin (22/7).

Sementara itu, menurut Rony Gunawan, dirinya enjoy dalam menjalani program dari para technical advisor asing tersebut. Sayang, latihan nan berkualitas itu tak didukung fasilitas yang memadai. ’’Lapangannya beda dari di Australia. Kalau lapangannya bagus, hasilnya tentu lebih baik. Cuma itu bedanya. Kalau intensitasnya, saya pikir hampir sama,’’ tegas pemain yang berposisi sebagai center itu.

Di sisi lain, jajaran pelatih menyatakan senang dengan latihan tersebut. Mereka bisa mengevaluasi kekurangan anak asuhnya. ”Kelemahan ini harus diperbaiki sebelum mereka bertanding di FIBA Asia. Waktu yang ada harus dimanfaatkan dengan baik,” terang Beveridge.

FIBA Asia bakal digelar di Wuhan, Tiongkok, 15–25 September. Itu berarti timnas memiliki kesempatan sekitar dua bulan untuk memperbaiki kelemahan. ”Masih kurang stabil. Kami ingin, anak-anak stabil terus selama empat kuarter. Masih banyak PR lah,” tegas Fictor Gideon Roring, asisten pelatih timnas. (ru/c13/aww)

Story Provided by Jawa Pos