MENGEJUTKAN: para pemain NSH merayakan kemenangan mereka di Hi-Test Arena, Batam (Foto: Hendra Eka / Jawa Pos)
GARUDA Kukar Bandung memang sedang krisis. Mereka telah menelan enam kekalahan beruntun pada IndiHome National Basketball League (NBL) Indonesia 2014-2015. Tetapi, kredit tetap patut diberikan kepada NSH GMC GSBC.
Sebagai tim penghuni dasar klasemen, mereka semakin menegaskan bahwa musim ini segalanya bisa terjadi. Tidak ada jaminan bagi tim elite untuk selalu menang atas tim underdog. Itulah yang NSH buktikan ketika menang atas Garuda 56-53 di Hi-Test Arena, Batam, kemarin (6/2).
Itu adalah kemenangan kedua NSH. Kemenangan pertama mereka dapat ketika menaklukkan Satya Wacana ACA LBC Salatiga 76-70 di seri III (14/1). Itu juga kali kesekian tim underdog berhasil memukul tim elite.
Hangtuah Sumsel IM pernah bikin malu tim elite CLS Knights Surabaya 79-69 di seri III (16/1). Sebelumnya, tim seperti Pacific Caesar Surabaya bisa mengalahkan tim yang punya tradisi playoff, Stadium Jakarta, 63-58 pada seri II di Bandung (11/12).
Beberapa fakta di atas menunjukkan bahwa musim ini setiap tim bisa saling mengalahkan. Tidak ada alasan bagi tim elite untuk memandang enteng tim underdog. Apalagi ketika tim elite tidak berada dalam performa terbaik. Misalnya, yang dialami Garuda.
Garuda berangkat ke Batam tanpa sang kapten sekaligus pengatur permainan, Wendha Wijaya. Hasilnya, mereka kalah oleh rival sekotanya, JNE BSC Bandung Utama, 42-48 (5/2) dan kemarin kembali meraih hasil memalukan.
Kemenangan NSH tidak lepas dari kejelian memaksimalkan kondisi para pemain Garuda yang tertekan setelah kalah lima kali beruntun. NSH bermain kompak. Center mereka, Raylly Pratama, mencatat double-double 14 poin dan 10 rebound.
''Ini karena pemberian Tuhan. Sebenarnya Garuda tim bagus, tetapi saya lihat sejak seri IV (Surabaya) permainan mereka cenderung melambat. Semakin terlihat pada seri ini,'' jelas pelatih NSH Mayckel S.D. Ferdinandus kepada Jawa Pos kemarin.
Selain itu, menurut dia, NSH mendapat keberuntungan karena para pemain Garuda kerap telat mengantisipasi shooter-shooter NSH. ''Mereka terlalu fokus ke paint area. Itu yang kami maksimalkan,'' kata Mayckel.
Performa Garuda memang jauh dari harapan. Tanpa Wendha, gaya bermain Garuda kacau balau. Selain itu, rata-rata performa pemain Garuda sedang menurun. Hanya Muhammad Rizal Falconi dan Diftha Pratama yang cenderung stabil.
Rizal Falconi mencatat 20 poin dan 9 rebound, sedangkan Diftha 15 poin dan 3 rebound. Field goalGaruda hanya 31 persen. Dari 70 percobaan, hanya 22 yang masuk. Persentase three point mereka lebih parah, hanya 20 persen, sedangkan NSH mencapai 40 persen.
''Ya, mau bagaimana lagi, attempt kami jelek banget di seri Batam ini. Game plan pelatih sudah berusaha kami jalankan sebaik-baiknya. Namun, sepertinya kami lagi sial saja sekarang,'' terang Jonathan Elyaday Latuhihin, point guard Garuda, kemarin.
Pelatih Garuda Tjetjep Firmansyah enggan memberikan keterangan kepada pers. (irr/rif/c19/ham)
Story Provided by Jawa Pos