BINTANG MUDA : Guard Bandung Utama Surliyadin (kanan) dan foward Daniel Timothy Wenas dalam konferensi pers menjelang seri II Speedy NBL Indonesia 2014-2015 kemarin. (Foto: Dite Surendra / Jawa Pos)
SERI pembuka Speedy NBL Indonesia 2014-2015 berlangsung begitu buruk buat JNE BSC Bandung Utama. Mereka selalu kalah dalam tiga pertandingan di Jakarta. Dimulai kalah oleh Satya Wacana ACA LBC Salatiga (3/12), Garuda Kukar Bandung (4/12), lalu CLS Knights Surabaya (6/12).
Nah, sekarang seri kedua berlangsung di rumah sendiri, Bandung. Mereka berambisi segera mendapat kemenangan pertamanya. Masalahnya, di Bandung mereka malah memperoleh jadwal yang berat. Lawan pertama hari ini adalah M88 Aspac Jakarta, disusul Hangtuah Sumsel IM (12/12), dan terakhir melawan Satria Muda Britama Jakarta (14/12).
Itu akan menjadi kesempatan bagi tim asuhan Octaviarro Romely Tamtelahitu tersebut untuk bangkit atau malah kian terpuruk. Menurut small forward mereka, Surliyadin, hasil tersebut disebabkan timnya masih berada dalam masa transisi. ''Baru lima bulan kami bersama. Pelatih baru. Pemain juga banyak yang baru. Mungkin itu salah satu faktor kenapa permainan kami belum juga bisa stabil sampai saat ini,'' kata pemain asal Aceh tersebut.
Pada seri pertama lalu, Bandung Utama memang tampil melempem. Dari total 12 peserta Speedy NBL Indonesia, mereka menjadi tim pencetak poin paling sedikit dengan 153 poin.
Bandingkan dengan calon lawan mereka sore nanti, Aspac. Statistik tim asuhan Rastafari Horongbala itu menakutkan bagi setiap calon lawan. Sebab, Xaverius Prawiro dkk kini menempati urutan pertama tim tersubur dengan mengemas 293 poin dari empat laga.
Kelemahan lain yang sangat terlihat adalah sisi defensive rebound. Surliyadin dkk juga menjadi tim pencetak defensive rebound terendah dengan total 64. Artinya, Bandung Utama rata-rata hanya mampu mencetak 21,3 defensive rebound per game. (irr/mid/c19/ham)
Story Provided by Jawa Pos