BINTANG: Sekjen Perbasi Agus Mauro berfoto bersama tim juara Loop 3X3 NBL Challenge di Gandaria City Jakarta, Minggu (26/10). (Foto: Wahyudin/Jawa Pos).
SAJIAN utama dari Loop 3X3 Competition National Championship memang final antara tim putra SMA IPH Surabaya versus SMA Yohanes XXIII Merauke serta final putri SMA Tri Tunggal Semarang melawan SMA St Louis 1 Surabaya. Tetapi, final Loop 3X3 NBL Challenge juga seru.
Wajar, itu pertarungan tim Komink melawan tim Diftha. Meski 3X3, tidak kalah seru dengan pertandingan di NBL Indonesia. Pada laga puncak, tim Komink yang diperkuat Ponsianus 'Komink' Nyoman Indrawan, Faisal Julius Achmad, Hendru Ramli, dan Andrey Rido Mahardika bersua dengan Tim Diftha yang diperkuat Diftha Pratama, Galank Gunawan, dan Christ Gideon. Tim Komink akhirnya menang 21-14.
Di final, Komink dkk menjinakkan tim Diftha yang pada partai sebelumnya tampil mengejutkan dengan mengalahkan tim Rama (Fandi Andika Ramadhani) yang mayoritas diisi pemain timnas Indonesia pada ajang FIBA 3X3 World Tour di Tokyo dengan skor 19-13.
Menurut Komink, Loop 3X3 Competition menyajikan pengalaman yang seru dan atmosfer berbeda. Banyak pelajaran yang bisa didapat dan juga diterapkan ke basket normal. 'Seru banget sih. Sebab, dengan waktu yang hanya 10 menit itu, setiap tim dituntut bermain habis-habisan. Sekali saja meleng bisa fatal. Kalau di basket normal... satu meleng, masih ada empat yang lain. Ini nggak bisa seperti itu. Apalagi bermain setengah lapangan, harus bisa mikir cepat,' ujarnya.
Dia menilai, beberapa pemain NBL Indonesia lainnya yang turut bermain juga menunjukkan skill yang baik ketika bermain Loop 3X3 NBL Challenge. Para pemain tidak sungkan saling adu fisik dan unjuk kebolehan bermain 3X3 di hadapan penonton yang meramaikan Atrium Gandaria City Jakarta.
'Anak-anak lain, seperti Diftha dan Galank, juga main bagus banget. Termasuk Hendru yang baru pertama main,' lanjutnya.
Adapun pada partai puncak Loop 3X3 Veteran Challenge, tim Edison menjadi yang terbaik setelah menang atas tim Rivelino dengan skor tipis 12-11. 'Dari dulu saya juga begitu, sih. Meskipun ini levelnya hanya veteran, ketika di lapangan, ya mainnya ngotot dan serius buat menang. Tetapi, capek sih. Ya, sisa-sisa dulu masih ada lah,' ujar Antonius Joko Endratmo, asisten pelatih Aspac Jakarta yang tergabung tim Edison. (mid/c4/ham)
Story Provided by Jawa Pos