PEJUANG: Jerry Lolowang bersama Akifah Nada saat menyerahkan kenang-kenangan kepada NBL Indonesia, Minggu (9/2). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
Kabar bahagia bagi pencinta basket Indonesia. Mantan kapten Satya Wacana Angsapura Salatiga (sekarang Satya Wacana Metro LBC Bandung) Jerry Lolowang dinyatakan sembuh total dari kanker testisnya. Dengan semangat dan sikap positif, Jerry bertekad untuk kembali bermain di kasta tertinggi basket Indonesia.
Ainur Rohman, Solo
---
DENGAN langkah tegap, Akifah Nada Nailah berjalan menuju tengah lapangan Sritex Arena. Dia memberikan rangkaian bunga kepada Jerry Lolowang. Mantan kapten Satya Wacana Angsapura Salatiga (sekarang Satya Wacana Metro LBC Bandung) itu menundukkan badan dengan wajah terharu.
Akifah adalah bocah berusia 6,5 tahun. Saat ini Akifah berjuang melakukan pengobatan untuk mengalahkan kanker darah (leukemia) yang menggerogoti tubuhnya.
Berbicara saat jeda pertandingan Satya Wacana melawan Satria Muda Britama Jakarta kemarin (9/2), Jerry mengaku terharu. ''Saya lahir di Solo, besar di lapangan ini. Bagi saya, NBL telah menjadi keluarga saya. Sekarang saya sudah sembuh,'' kata Jerry disambut tepukan tangan penonton.
Tahun lalu merupakan fase yang luar biasa berat bagi Jerry. Pada Agustus 2013, pria berusia 27 tahun tersebut didiagnosis terkena kanker testis. Fans basket seluruh Indonesia tersentak dengan kabar itu.
Banyak acara pengumpulan dana dilaksanakan. Oleh pemain, klub, dan PT (Deteksi Basket Lintas) DBL Indonesia, selaku penyelenggara liga. Bahkan, seluruh tiket grand final preseason tournament NBL Indonesia didonasikan untuk kesembuhan Jerry. Itulah yang membuat Jerry sangat tersentuh.
Uang tersebut digunakan Jerry sebagai modal awal untuk terbang dan berobat ke rumah sakit khusus kanker, Mount Miriam Penang, Malaysia. Selama lima bulan, Jerry bergulat dengan pengobatan kanker. Proses kemoterapi yang rasanya seperti neraka itu dijalaninya.
''Secara mental, paling berat terjadi saat cycle pertama. Teman yang jadi inspirasi saya meninggal. Secara fisik, cycle keempat yang terberat. Sakitnya luar biasa. Saya sampai menangis seperti bayi,'' papar Jerry.
Sebulan setelah cycle keempat yang dilakukan Desember lalu, Jerry sembuh total. Namun, sebelumnya dia merasakan penderitaan lain. Pembuluh darah vena pada dua tangannya mengeras.
Bayangan operasi baru kembali menghantui. Namun, untunglah hal tersebut tidak terjadi. Jerry dinyatakan sembuh total meski harus memeriksakan kondisinya tiga kali tahun ini.
Jerry mulai berpikir untuk kembali bermain basket. Dia lantas mengirimkan kisahnya ke beberapa pelatih luar negeri. Itu dilakukan untuk meminta saran, juga program latihan. Ternyata usahanya membuahkan hasil. Seorang personal trainer NBA yang Jerry rahasiakan namanya memberikan segepok program latihan. Masanya panjang, sembilan bulan. Padahal, program tersebut di Amerika Serikat dihargai mahal. Terutama dijual ke kampus-kampus. ''Namun, saya diberi gratis,'' girang Jerry.
Saat ini Jerry melakukan latihan sendiri, mengikuti program tersebut. Sekarang dia sudah jalan tiga pekan. Jerry sudah mampu berlari 8 kilometer. Padahal, pada pekan pertama, Jerry hanya bisa melahap 3 kilometer. ''Itu pun sambil muntah-muntah,'' tandasnya.
Selain berlari, Jerry berenang. Total dalam sehari, sepanjang 2,5 jam dia melatih kondisi fisiknya. Dalam sembilan bulan, kalau terus melakukan program tersebut, Jerry siap bermain di kasta tertinggi basket nasional.
''Kalau itu terjadi, ini bukan hanya kemenangan tim. Tetapi, juga kemenangan penderita kanker, kemenangan penonton, dan kemenangan semua orang,'' tegasnya. (*/c17/ang)
Story Provided by Jawa Pos