DEMI TIKET TERAKHIR: Pemain Satya Wacana Respati Ragil Pamungkas melewati Muhammad Ikrar (pacific) pada seri II. (Foto: Hendra Eka/Jawa Pos)
SPEEDY NBL Indonesia musim ini tidak cuma menghadirkan persaingan sengit di papan atas klasemen. Paling seru justru terjadi untuk memperebutkan posisi delapan, batas akhir tim untuk mendapatkan tiket championship series di Jogjakarta pada 7-15 Juni nanti.
Saat ini ada empat tim yang saling sikut untuk merebut peringkat delapan. Mereka adalah Pacific Caesar Surabaya, BSC Bandung Utama, Bimasakti Nikko Steel Malang, dan Satya Wacana Metro LBC Bandung.
Pacific, Bandung Utama, dan Bimasakti sama-sama menelan delapan kekalahan dari sebelas pertandingan. Sebaliknya, Satya Wacana kalah tujuh kali. Tetapi, Respati Ragil Pamungkas dkk baru bertanding sepuluh kali.
Hangtuah Sumsel IM juga masih sangat tidak aman karena delapan kali kandas. Namun, kalau melihat kualitas skuad, Hangtuah diprediksi bisa lolos seperti pada musim sebelumnya.
Di seri III, empat tim tersebut akan saling berjumpa. Pacific akan berduel melawan Bandung Utama pada partai pembuka (8/2) di Sritex Arena. Pada hari terakhir, Gege Nagata dkk akan menghadapi Bimasakti.
Eddy Santoso, pelatih Pacific, sebelumnya mengatakan bahwa dua pertandingan itu harus bisa diambil. Sedangkan satu laga yang menjadi juga incaran adalah melawan Hangtuah. Sebab, mengalahkan Garuda Kukar Bandung, Satria Muda Britama Jakarta, dan Aspac Jakarta akan sangat berat. "Kuncinya (untuk memenangi pertandingan) ada pada defense . Kami harus memperkuat itu,'' tegas Eddy.
Sementara itu, Satya Wacana juga akan bertemu Bandung Utama. Laga ini penting karena menjadi pertemuan pertama bagi kedua tim.
"Melawan tiga tim tersebut kami harus ngotot untuk bisa memenangi pertandingan. Dengan demikian, kami bisa unggul head to head . Target kami memang ke championship series ,'' papar Efri Meldi, pelatih Satya Wacana.
Di sisi lain, Bimasakti yang bertemu Pacific pada hari terakhir juga akan habis-habisan. Sebab, pada pertemuan pertama di Seri I Malang, Bimasakti kalah dengan skor 58-63. Jika Bimasakti sampai keok lagi, Yanuar Dwi Priasmoro dkk akan rugi besar. (nur/c2/ang)
Story Provided by Jawa Pos