|
NEWS TAK TERLUPAKAN: TIm DBL All-Star berfoto bareng dancer dan cheerleader dari tim Sacramento State Hornets di California State University Sacramento. (Foto: Hendra Eka/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 10/11/2013
Pagi Belajar Defense, Malam Nonton NCAA
Kegiatan DBL All-Star sebelum dan sesudah Tanding di Stadion NBA
SACRAMENTO - Selain mencatat sejarah sebagai tim Indonesia pertama yang bertanding di lapangan NBA, pasukan Developmental Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2013 mendapat pengalaman seru pada Jumat lalu (8/11, Sabtu kemarin WIB).
Jumat pagi itu mereka kembali mendapat pelajaran basket dari pelatih hebat. Kali ini dari Myree Bowden, yang pernah bermain di tim ''sirkus'' terkondang di dunia Harlem Globetrotters. Malam setelah bertanding di Sleep Train Arena, tim juga mendapat pengalaman asyik menonton laga NCAA Division I (kompetisi tingkat mahasiswa, divisi utama) di California State University Sacramento (Sac State). Yakni, tim tuan rumah (Hornets) melawan tim dari University of California (UC) Santa Cruz. Saat bersama Bowden di The Capital Athletic Club, tim DBL All-Star kembali mendapat pelajaran luar biasa dengan cara yang seru pula. Bowden saat memperkenalkan diri mengaku memiliki kemampuan melompat vertikal yang sangat tinggi. ''Saya mampu melompat setinggi lebih dari satu meter. Dan saya mungkin salah seorang pemain dengan lompatan tertinggi di dunia,'' ujar pria 31 tahun bertinggi badan 188 cm itu. Pengakuan tersebut membuat para pemain DBL All-Star antusias dan meminta Bowden memperlihatkan kemampuannya melakukan slam dunk. ''Nanti saja. Sekarang kita akan berlatih hal yang lebih penting, yaitu defense,'' kilah sang pelatih. Bowden memulai latihan dengan materi three men weave drill. Kemudian, bergerak ke five men weave drill beserta variasi-variasinya. Materi drill bertahan menyusul selanjutnya. Sebagai awalan, Bowden menekankan betapa pentingnya permainan defense. ''Dibutuhkan kekuatan hati dan kemauan yang kuat untuk bermain defense,'' jelas Bowden, yang kemudian mengajarkan dan meminta para pemain untuk terbiasa dengan posisi kuda-kuda defense yang baik. Posisi kuda-kuda defense bahwa para pemain harus selalu berdiri dalam posisi rendah memang terlihat mudah. Namun, ketika Bowden meminta para pemain menahan posisi tersebut dalam waktu yang cukup lama, beberapa pemain mulai merasakan efek pada kaki-kaki mereka. ''Pegal sekali rasanya,'' ungkap William Ruddyanto, SMAN 9 Bandung. ''Memang akan terasa pegal dan sakit,'' ujar Bowden yang memberikan instruksi dari depan lapangan. ''Tetapi, kalian harus terbiasa dengan itu.'' Setelah posisi kuda-kuda defense, Myree meminta para pemain berlari-lari jinjit di tempat. Instruksi itu membuat drill terasa semakin berat dan menyakitkan. Tetapi, Bowden sama sekali tidak memberikan tanda-tanda akan berhenti. Drill-drill yang diberikan Bowden berlanjut dengan gerakan-gerakan cepat ke kiri maupun ke kanan. Walau tidak mendapat drill duel menjaga pemain lawan, para pemain DBL All-Star langsung bernapas lega ketika Bowden mengatakan bahwa masa latihan siang itu selesai. ''Saya ingin menekankan kembali kepada para pemain ini bahwa bertahan itu memang berat, sakit, menyebalkan, dan penuh tantangan,'' jelas Bwoden. ''Tetapi, saya juga ingin mereka menyadari, apabila mereka mampu mengatasi itu, pemain lawan akan sangat sulit melewati mereka.'' Sebelum benar-benar menutup basketball clinic ini, Bowden menepati janjinya untuk melakukan beberapa slam dunk. Para pemain DBL All-Star ternganga-nganga melihat aksinya. Selain mampu melakukan slam dunk setelah terlebih dahulu memantulkan bola ke lantai, Bowden mempraktikkan sebuah dunk yang sangat sulit. Dia meminta Jap Ricky Lesmana (asisten pelatih putra DBL All-Star dari SMA Bukit Sion Jakarta) melempar bola ke udara, kemudian melakukan slam dunk sambil melompati Rioga Deswara (SMA Cendana Pekanbaru) dan Putu Quentin Mahayana (SMA St Yoseph Denpasar). ''Saya sampai menutup mata ketika akan dilompati Myree,'' ujar Rioga. ''Tapi, dia berhasil melompati kami dengan mudah dan dalam satu kali percobaan,'' tambahnya. Malamnya, saat menonton laga Sacramento State melawan UC Santa Cruz, tim DBL All-Star mendapat kehormatan khusus. Mereka diperkenalkan di tengah lapangan saat half-time dan berfoto bersama dance team Hornets di tengah lapangan. Para pemain DBL All-Star juga bisa menikmati pertandingan, yang pada akhirnya dimenangkan Sacramento State dengan skor telak 73-43. ''Pertandingannya seru sekali. Kedua tim mengandalkan permainan fisik dan mempertontonkan pertahanan yang kuat,'' komentar Adhitya Kusuma Aghystha, pemain asal SMAN 116 Jakarta yang menyaksikan pertandingan dengan serius. ''Saya kini semakin sadar pentingnya komunikasi saat bertahan. Para pemain Hornets sangat ribut dan saling mengingatkan saat bertahan, sementara kita sering banyak diamnya,'' komentarnya. (*) Story Provided by Jawa Pos
Share this:
Tweet
|
Copyright © 2010 PT DBL Indonesia, All rights reserved.
Any commercial use or distribution without the express written consent of DBL Indonesia is strictly prohibited. |