INSPIRATIF: Helmy Yahya saat memberikan motivasi kepada sekitar 200 pemain NBL di Rempah Indonesian Restaurant, Surabaya, tadi malam (20/9) (Foto: Dite Surendra/Jawa Pos)
SPEEDY National Basketball League (NBL) Indonesia memasuki musim keempat. Semua faktor dievaluasi, mulai penyelenggaraan hingga implementasi aturan.
Mulai musim ini, NBL Indonesia memberlakukan aturan dasar alias ground rule yang sangat tegas. Sosialisasi kepada seluruh pemain NBL Indonesia dilakukan di Rempah Indonesian Restaurant, Surabaya, semalam. Semua pemain NBL datang, kecuali mereka yang bermain di tim nasional pada ajang Islamic Solidarity Games 2013 dan yang cedera.
''Kami akan melakukan evaluasi kepada semua hal. Termasuk kepada perbaikan aturan dan wasit. Salah satunya, kami sudah menggelar referee development camp. Tujuannya ialah memilih wasit terbaik di NBL Indonesia,'' kata Masany Audri Gultom, general manager PT DBL Indonesia, penyelenggara liga.
Penyelenggara memang memberlakukan aturan-aturan di NBL mengacu kepada standarFIBA. Sebetulnya, aturan tersebut sudah tercantum dalam rule internasional. Namun, pihak DBL Indonesia berusaha tegas, termasuk dalam pemberian sanksi.
Hukuman denda kembali diberlakukan. Setiap technical foul dihitung secara detail hingga kali ke-13. Untuk technical foul terakhir itu, pemain dikenai denda Rp 2,5 juta plus satu kali skors.
Hukuman paling berat diberlakukan untuk perkelahian dan aksi kekerasan. Pemain yang memukul pemain lain akan didenda Rp 20 juta plus larangan bertanding lima kali.
Jika pemain memukul wasit atau perangkat pertandingan, hukuman dendanya sama, Rp 20 juta. Namun, penyelenggara akan menskors pemain yang bersangkutan hingga musim reguler berakhir.
Wasit Harja Jaladri mendukung penuh penegakan aturan yang dilakukan PT DBL Indonesia. ''Selama ini penonton menganggap pemain sebagai dewa,'' kata Harja.
''Semua yang dilakukan pemain dianggap benar, termasuk jika melakukan protes berlebihan. Dampaknya, penonton blame (menyalahkan) wasit. Padahal, bisa saja pemainnya salah. Saya kira adanya peraturan ini fair untuk semua,'' imbuh wasit yang memimpin final FIBA Asia 2013 itu. (nur/c4/ang)
Lebih Tegas dan tanpa toleransi
Speedy NBL Indonesia mulai musim ini melakukan perubahan besar dalam penegakan peraturan pertandingan. Jika pada musim sebelumnya masih ada beberapa toleransi, kini setiap pelanggaran akan dikenai sanksi. Penegakan peraturan itu termasuk pada pelanggaran-pelanggaran berat seperti technical foul, unsportmanlike foul, dan disqualifying foul. Berikut beberapa tindakan yang masuk kategori pelanggaran berat:
Sportivitas
Mengayunkan siku dan memperlambat jalannya pertandingan bisa berujung pada technical foul jika pemain melakukannya secara berlebihan. Tindakan pura-pura atau akting juga tak dibenarkan.
Pelatih
Pelatih tidak boleh masuk lapangan dan mengonfrontasi wasit.
Terkait Interaksi dengan Wasit
Pemain harus berhati-hati kalau berinteraksi dengan wasit. Sebab, liga sangat concern pada hubungan pemain-wasit. Pemain akan terkena technical foul jika mengabaikan peringatan wasit dan menyentuh saat berkomunikasi dengan wasit, commissioner, petugas meja, pemain, dan ofisial dari tim lawan secara tidak sopan.
Cemoohan
Pemain dilarang mengejek atau mencemooh lawan dan penonton, baik secara verbal maupun nonverbal.
Sanksi
1. Technical foul pertama hingga keempat akan didenda Rp 250 ribu untuk setiap technical foul.
2. Technical foul kelima hingga kedelapan didenda Rp 500 ribu untuk setiap technical foul.
3. Technical foul kesembilan hingga keduabelas akan didenda Rp 1.000.000,- untuk tiap technical foul.
4. Perkataan kasar akan mendapatkan sanksi Rp 1 juta.
5. Diskualifikasi didenda Rp 5 juta plus larangan bermain dua kali.
6.Memukul dan melakukan kekerasan fisik kepada pemain lain didenda Rp 20 juta plus larangan bermain lima kali.
7.Memukul wasit dan petugas pertandingan akan didenda Rp 20 juta plus larangan bermain hingga musim reguler berakhir. (nur/c17/ang)
Story Provided by Jawa Pos