MASA DEPAN CERAH: M. Saroni (kiri) dalam seleksi timnas basket putra di Hall A Senayan, Jakarta (17/12). (Foto: Wahyudin / Jawa Pos)
Cerita Mohammad Saroni yang Dipanggil Seleksi Timnas Basket Proyeksi SEA Games 2015
Bukan nama familier dari panggung Speedy NBL Indonesia, munculnya Mohammad Saroni dalam daftar seleksi timnas basket proyeksi SEA Games 2015 telah mencuri perhatian. Siapa sebenarnya pemain yang akrab disapa Mosar itu ?
ARIF ROHMAN HAKIM, Surabaya
---
EDDY Suprayitno begitu bersemangat ketika diajak berbicara mengenai Mohammad Saroni. Eddy yang menjabat Sekum Pengprov Perbasi Jatim awalnya merasa bangga sekaligus terkejut setelah nama Saroni masuk deretan 24 pemain yang akan diseleksi pelatih timnas basket putra Fictor Gideon Roring untuk proyeksi SEA Games 2015.
Ya, Mosar -sapaan akrab Saroni- dipanggil bersama nama-nama kondang di jagat basket nasional seiring dengan berlaga dalam Speedy NBL Indonesia sekaligus langganan timnas. Di antaranya, Christian Ronaldo Sitepu, Rony Gunawan, Mario Wuysang, Ponsianus ''Komink'' Nyoman Indrawan, dan Galank Gunawan.
Selain Saroni, terdapat beberapa pemain jebolan Kejurnas Basket KU-18 2014. Misalnya, M. Sany Ibrahim Aziz (DKI Jakarta) dan Andrew Maniagasi (Papua Barat). ''Mayoritas pemain yang dipanggil kan pemain NBL. Agak surprise juga Mosar dipanggil,'' kata Eddy.
Dipanggilnya Saroni, lanjut Eddy, merupakan sinyal positif perkembangan basket nasional, khususnya dari Jatim. Keseriusan Perbasi Jatim membina atlet-atlet muda potensial telah membuahkan hasil. Itu apabila menilik status Mosar yang hanya berkiprah di Liga Mahasiswa (Lima) bersama Ubaya.
B.J. Siung, pelatih pertama Saroni di CLS junior, juga ikut bangga dengan pemanggilan pemain kelahiran Nganjuk tersebut. Hanya, Siung memiliki kekhawatiran tersendiri. Pemanggilan Saroni dirasa terlalu cepat dalam perkembangan karirnya. ''Saya harap pemanggilan ini tidak membuat ketekunannya berlatih berkurang,'' ujarnya.
Siung menambahkan, pada dasarnya, Saroni sama dengan pemain CLS junior yang lain. Hanya, pemain yang berposisi sebagai center tersebut memiliki kelebihan dalam tinggi badan. Saat usianya baru menginjak 15 tahun, Saroni berpostur 180-an sentimeter. Saat ini posturnya 196 sentimeter. ''Kali pertama saya kenal Mosar dari seorang rekan. Akhirnya, kami bawa Mosar untuk bermain basket. Awalnya, dia bahkan tidak tahu-menahu rule basket,'' bebernya.
Siung memiliki cara tersendiri dalam menumbuhkan rasa cinta Saroni kepada dunia basket. Dia mengajak Saroni nonton rekaman pertandingan NBA selama dua pekan. Yang paling disukainya adalah permainan bintang Los Angeles Lakers Kobe Bryant.
Tidak hanya itu. Siung kepada Saroni juga menekankan bahwa dunia basket akan mampu mengubah jalan hidupnya. Saroni berasal dari keluarga tidak mampu. Dia ditinggal ayahnya sejak kecil sehingga tinggal bersama kakak perempuannya di Surabaya. Sang ibu memilih mencari nafkah di Jakarta. Saroni bahkan pernah mencicipi kerasnya jalanan sebagai seorang pengamen.
Kini, seiring telah membuka masa depan cerah di dunia basket, Siung berharap agar Saroni tetap tekun berlatih. ''Kelebihan lain anak itu memang ketekunannya. Mau dibentak dan digembleng apa pun sama pelatih, dia nurut-nurut saja. Kalau ada yang kurang, hanya pengalaman tanding dan mentalitas,'' jelas Siung lagi.
Ketekunan Saroni berlatih juga dibarengi dengan sosok yang suka membantu sesama. Soal itu pun didengar Koeswandono, manajer tim basket Jatim di PON Remaja. ''Saya pernah dengar cerita Saroni menolong seorang nenek menyeberangi sungai sewaktu pulang dari sekolah,'' ungkapnya. (*/c4/dns)
Story Provided by Jawa Pos