NEWS

BANGKIT: Charlie Fanny dari Pacific Caesar Surabaya dibayangi pemain Stadium Jakarta pada laga Speedy NBL Indonesia di C-Tra Arena, Bandung. (Foto: Dite Surendra/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 12/12/2014
Pacific Mulai Menggigit
Menang Pertama dalam Tiga Tahun atas Stadium

SEJAK bergabung ke kompetisi basket tertinggi di Indonesia, Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia, pada 2011-2012, Pacific Caesar Surabaya belum pernah merasakan championship series. Mereka hanyalah tim papan bawah.

Musim lalu Pacific hanya mampu finis di urutan ke-11, hanya satu setrip lebih baik ketimbang juru kunci NSH GMC GSBC Jakarta. Tetapi, musim ini jangan lagi meremehkan Pacific. Mereka mulai menggigit di bawah arahan pelatih asal Filipina Arturo Lozada Cristobal.

Setelah pada seri pembuka di Jakarta mereka mengalahkan Bimasakti Nikko Steel Surabaya (5/12) yang merupakan tim langganan playoff, kemarin giliran Stadium Jakarta yang kena batunya. Stadium kalah 58-63 oleh Pacific di GOR C-Tra Arena, Bandung.

Pacific membalikkan prediksi. Sebab, selama ini Stadium selalu dominan atas klub asal Kota Pahlawan itu. Sebelum game kemarin, Pacific selalu kalah dalam 10 pertemuan. Terhitung sudah tiga tahun Pacific belum pernah kembali menang atas Stadium. Kali terakhir terjadi pada 29 September 2011 dalam preseason tournament di Malang. Ketika itu skornya 59-54.

Kembalinya coach Bai -sapaan Arturo Lozada Cristobal- ke Pacific musim ini memberikan dampak positif terhadap permainan Gege Nagata dkk. Para pemain Pacific begitu ngotot dan penuh semangat. Kemenangan kemarin, menurut coach Bai, juga diperoleh berkat kemauan yang tinggi untuk menang.

''They play very hard. Jadi, kemenangan ini karena mereka mau bermain keras ketika bertahan. Meski tadi sempat tertinggal 10 angka di kuarter tiga, saya hanya bilang go out and play your best,'' ujar coach Bai.

Permainan ngotot yang ditunjukkan Pacific di lapangan tersebut tidak terlepas dari disiplin yang terus dikobarkan coach Bai saat berlatih. Ketika berlatih, dia tidak segan membentak bila ada pemain yang melakukan kesalahan mendasar, misalnya passing yang buruk.

Bahkan, hal-hal kecil seperti cara berlari pun tak luput dari perhatiannya. Pelatih 56 tahun itu geram jika ada salah seorang pemainnya yang terlihat kurang bersemangat saat berlari. Dia ingin anak asuhnya serius dan tampil all-out serta sepenuh hati ketika berlatih. Tidak ada yang santai. Jika tidak, siap-siap saja duduk dan memanaskan bangku cadangan. Durasi tiga jam latihan selama dua kali dalam sehari dilahap para pemain Pacific.

Itu semua dilakukan karena coach Bai ingin benar-benar mengubah mindset serta mental bertanding pemain Pacific. ''Semua itu kembali ke mindset anak-anak. Untuk menang, sudah saya siapkan semua. Sekarang tinggal mereka mau menang atau tidak. Kalau ingin menang, ya ikuti,'' ujarnya. 

''Saya mau pemain saya bermain basket untuk keluarga dan Tuhan mereka. Jangan bermain untuk orang lain,'' tambahnya.

Perlahan, perubahan-perubahan itu menunjukkan hasil. Dalam empat game yang dijalani, Pacific mulai menunjukkan tajinya dengan merebut dua game saat melawan tim yang memiliki tradisi baik lolos ke championship series.

Pada laga kemarin, tiga pemain berhasil mencetak double digit point. Eko Sasmito menjadi top scorer dengan 14 poin. Sementara itu, Dian Heryadi tampil tangguh dengan 12 poin dan 12 rebound. Itu ditambah donasi 10 poin dan 9 assist Charlie Fanny Indra Putra.

Mantapnya performa Pacific membuat persaingan perebutan tiket playoff makin seru. Apalagi, musim ini Satya Wacana ACA LBC Salatiga juga menunjukkan performa menjanjikan. Meskipun, kemarin mereka kalah telak oleh CLS Knights Surabaya (104-59). Namun, melawan tim-tim yang sama-sama berjuang merebut playoff, tim asuhan Efri Meldi tersebut patut diwaspadai. (mid/irr/c19/ham)

Mentalitas Baru Pacific 

PACIFIC Caesar Surabaya mengawali Speedy NBL Indonesia 2014-2015 dengan baik. Mereka bisa menang atas dua tim langganan playoff seperti Bimasakti Nikko Steel Malang dan Stadium Jakarta. Apa faktor penentunya?

Pelatih Baru 

Kehadiran pelatih asal Filipina Arturo Lozada Cristobal berdampak besar. Para pemain tampil selalu ngotot dan tidak pernah menyerah meski tertinggal.

Rotasi Big Man 

Rebound adalah problem Pacific musim lalu. Bergabungnya Dian Heryadi menjadi solusi. Musim lalu terlalu mengandalkan Dony Ristanto. Masuknya Dian membuat rotasi kian oke.

Kolektivitas Tim 

Permainan Pacific sekarang sangat kolektif. Buktinya, dalam empat laga awal, minimal tiga pemain starter selalu sukses mencetak double digit point.

Opsi Mesin Poin 

Gege Nagata dan Eko Sasmito adalah andalan pencetak poin dalam beberapa musim terakhir. Kini ada Charlie Fanny Indra dan Dicky Satria Wibowo yang menambah opsi pencetak poin.

Disiplin 

Mental menang saja tidak cukup. Pelatih Arturo Lozada Cristobal mampu membuat para pemain disiplin ketika bertahan dan lebih rapi saat melakukan serangan. (mid/irr/c19/ham)

Story Provided by Jawa Pos

Share this:
DBL Indonesia Jawa Pos li-ning Safe Care Prambors FM Info BDG Event Jakarta Sony Mainbasket Wing.Stop Mitra Net Indomaret Perbasi Indika FM IndiHome Honda Prospect Motor Tolak Angin Sido Muncul Markplus Hardrock FM OZ FM
 

National Basketball League Indonesia | Contact Us
Copyright © 2010 PT DBL Indonesia, All rights reserved.
Any commercial use or distribution without the express written consent of DBL Indonesia is strictly prohibited.