Muhammad Dhiya Ul'haq dari Garuda Kukar Bandung melayani permintaan berfoto selfie dalam roadshow di SMA 16 Jakarta, Rabu (26/11). (Foto: NBL Indonesia)
CUACA mendung yang memayungi Jakarta kemarin sore berbanding terbalik dengan suasana dan keriuhan siswa SMA 16 Jakarta. Mereka terlihat antusias dan heboh saat menyambut kedatangan para bintang NBL Indonesia.
Setelah sehari sebelumnya road show Speedy NBL Indonesia mendatangi SMP Abdi Siswa, Jakarta, kemarin giliran barisan pemain muda Garuda Kukar Bandung yang mengunjungi sekolah di Jakarta Barat itu. Mereka adalah Muhammad Rizal Falconi, Muhammad Dhiya Ul'haq, dan Hirnando Eka Putra. Tiga pemain tersebut berbagi inspirasi soal menapaki jalan menjadi pemain basket profesional meski berasal dari daerah kecil.
Yaya -sapaan Muhammad Dhiya Ul'haq- menceritakan, dirinya hanya memiliki modal nekat saat memutuskan terjun ke dunia basket. Setelah lulus dari SMA Muhammadiyah 1 Gresik, dia berangkat ke Bandung dengan satu tujuan saja, ingin bermain basket di kasta tertinggi tanah air. Jalan tersebut tentu tidaklah mudah. Pemain bertinggi 203 cm itu sempat meminjam uang hanya untuk transportasi ke Bandung.
''Jadi, sampai pinjam duit ke tetangga buat transportasi. Biaya hidup di sana selama dua bulan ditangung senior saya. Itu beruntung sekali,'' kenangnya.
Selama dua bulan, Yaya berlatih dengan keras di klub basket Garuda junior dengan harapan bisa promosi ke tim senior. Gayung pun bersambut, ketika tim senior berkunjung, manajer Garuda saat itu, Simon Pasaribu, menawarkannya pindah ke tim senior. Nah, sejak itulah karirnya mulai membaik.
Senada dengan Yaya, nyali Rizal yang berasal dari Sanggau, Kalbar, tidak ciut untuk mewujudkan mimpi menjadi pemain basket. ''Justru karena dari daerah kecil itu motivasinya jadi berlipat. Saya harap yang dari kota besar nggak mau kalah juga. Sebab, yang terpenting adalah kerja keras. Semua pasti akan terwujud,'' terang Rizal.(mid/c19/ady)