HEBAT: Christine Aldora Tjundawan dari DBL All-Star 2014 melepaskan tembakan ketika melawan tim putri Natomas High School. (Foto: Dite Surendra / Jawa Pos)
LUAR biasa performa tim putri Honda Developmental Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2014 di Sacramento, California, Amerika Serikat, Minggu (23/11, Senin kemarin WIB).
Dalam game melawan tim basket Natomas High School, tim putri DBL All-Star menang telak 43-9! Kesuksesan itu merupakan ulangan manis hasil tahun lalu. Sayangnya, hasil positif tim putri tersebut tidak mampu diikuti tim putra yang dipaksa menyerah 35-41.
Melihat tim lawan memiliki postur besar dan ''kuat'', para pemain putri DBL All-Star mengaku sempat sedikit terintimidasi. Apalagi, kuarter pertama baru berjalan beberapa menit, forward DBL All-Star dari SMAN 2 Bandung, Alya Zahrani Iswanto, harus ditarik ke luar lapangan. Bibirnya berdarah setelah kena bodi pemain lawan dalam perebutan bola.
''Awalnya seram juga lihat postur-postur lawan. Besar-besar banget dan badannya berotot,'' ungkap Christine Aldora Tjundawan, siswi SMA St Louis 1 Surabaya.
Mental juara ditunjukkan tim putri DBL All-Star. Dengan mengandalkan kecepatan serta organisasi tim yang baik, tim polesan Freddy Gorey dan I Gede Apriana itu mulai mendominasi. Mereka menutup kuarter pertama dengan keunggulan 11-0!
Semua bermain begitu lepas, tenang, dan kompak. Defense solid yang diperagakan Ida Ayu Nirmala Ratih Wijaya dkk berhasil memaksa lawan scoreless (tidak mampu mencetak poin) hingga akhir kuarter kedua.
''Kemenangan ini berkat permainan kompak teman-teman,'' ungkap Jovita Elizabeth Simon dari SMA Gloria 1 Surabaya yang menyumbang 8 poin dalam laga tersebut.
Bila tim putri meraih kemenangan mudah dan telak, tidak demikian dengan tim putra. Pertandingan putra jauh lebih seru, lebih ketat, dan lebih mendebarkan. Sayangnya, M. Fhirdan Maulana dkk harus mengubur ambisi melakukan revans atas tim yang mengalahkan DBL All-Star tahun lalu (2013).
Pada babak pertama, tim putra DBL All-Star sempat tertinggal 1-14! Postur lawan yang lebih besar dan panjang (serta jago tembak jarak jauh) sempat merepotkan pada awal pertandingan.
Dengan banyaknya turnover serta buruknya akurasi fieldgoal, tim putra DBL All-Star makin jauh tertinggal. Kuarter kedua berakhir dengan keunggulan lawan 22-7.
Dengan semangat menggila, tim DBL All-Star mengejar. Strategi agresif Natomas mampu diantisipasi dengan baik oleh pelatih tim putra, Andromeda Grasiosa Manuputty (UPH College Tangerang).
Coach Andromeda menugasi Michael Andianto (SMA St Angela Bandung) untuk menempel ketat Jamey Morgan, mesin poin Natomas. Strategi tersebut efektif meredam agresivitas forward Natomas yang memiliki skill komplet dan jago dunk itu.
Momentum kebangkitan baru didapatkan tim putra DBL All-Star ketika kuarter keempat tersisa 5 menit. Giliran Dhanawan Prasidya Soegondo (dari SMA Al-Izhar Pondok Labu Jakarta) yang tampil impresif dengan sumbangan 5 poin. Sempat tertinggal 18 poin, tim putra DBL All-Star mampu memperkecil defisit menjadi 6 poin (35-41).
''Jika dibandingkan tahun lalu, mereka (tim putra DBL All-Star 2014) jauh lebih kuat. Kami sangat menikmati pertandingan kali ini,'' ujar Brian Hamilton, head coach tim putra Natomas High School, memuji. (*/c5/ham)
Story Provided by Jawa Pos