MENDUNIA: Azrul Ananda diwawancarai Scott Freshour saat pregame yang disiarkan live secara nasional sebelum laga Kings versus Bulls di Sleep Train Arena. (Foto: Dite Surendra / Jawa Pos)
KOTA Sacramento sangat spesial bagi para pemain Honda DBL Indonesia All-Star. Dua tahun berturut-turut para student athlete pilihan dari tanah air mengunjungi ibu kota Negara Bagian California tersebut Dua kali pula mereka mendapat pengalaman luar biasa.
Tahun lalu, tim DBL Indonesia All-Star 2013 untuk kali pertama dalam sejarah menjadi tim basket Indonesia yang merasakan bertanding di stadion NBA. Mereka bertanding di Sleep Train Arena (dulu Arco Arena), kandang klub NBA Sacramento Kings. Mereka melawan Natomas Basketball Club, salah satu tim seusia (anak-anak SMA juga) di Sacramento.
Sejarah yang tak kalah hebat dicatatkan para pemain Honda DBL Indonesia All-Star 2014 Kamis malam waktu setempat (20/11) atau Jumat pagi WIB kemarin. Mereka mendapat kesempatan langka. Yakni, tampil selama enam menit dalam sebuah exhibition games di Sleep Train Arena.
Tim putra dan putri masing-masing dibagi menjadi dua tim. Bermain dengan sesama anggota tim sendiri yang dibagi menjadi dua tim, yakni tim putih dan hitam. Tim putri tampil lebih dulu pada pregame show atau beberapa menit menjelang tip-off. Sementara itu, tim putra tampil ketika istirahat pertengahan babak atau halftime.
Disaksikan belasan ribu pasang mata yang memenuhi Sleep Train Arena, Ida Ayu Nirmala Ratih Wijaya dkk menunjukkan kepiawaian bermain basket. Bersamaan dengan itu, dari pinggir lapangan Commissioner DBL Azrul Ananda juga mendapat kehormatan diwawancarai dalam talk show yang ditayangkan secara live oleh televisi nasional TNT.
Dipandu Scott Freshour, manager entertainment di Sacramento Kings. Pria yang sangat berjasa mewujudkan banyak pengalaman luar biasa bagi anak-anak Honda DBL Indonesia All-Star 2014 selama di Amerika Serikat ini.
''Sebagai alumnus California State University Sacramento dan pengagum berat Sacramento Kings, tak berlebihan kalau saya mengajak mereka datang ke sini,'' ujar Azrul Ananda.
Disaksikan belasan ribu orang, Azrul mengakui hampir kebanyakan anak-anak DBL All-Star tampil grogi. ''Karena berada di pinggir lapangan, saya bisa melihat anak-anak nervous. Tapi, itu nggak masalah. Paling tidak ini pengalaman yang belum tentu terulang,'' katanya.
''Belum tentu, kalau DBL kembali lagi ke sini, semua ini bisa diulang kembali. Ini sesuatu yang orang lain belum tentu pernah lakukan. Jadi, nervous atau tidak, baik atau tidak, ini tetap sebuah kebanggaan bagi mereka. Yang terpenting, kita sudah membawa nama Indonesia. Mereka (warga Sacramento) juga makin mengenal Indonesia karena disebut terus oleh pembawa acara. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Sacramento Kings,'' lanjut Azrul.
Sama halnya dengan para pemain tim putra. Mereka sangat menikmati kesempatan berharga hari itu. Apalagi, setelah tampil, mereka keluar melalui lorong di belakang ring yang bertepatan dengan para pemain Bulls yang akan memasuki lapangan. ''Saya berpapasan dengan Joakim Noah (center Bulls) dan pemain lainnya. Jarak antara kami tidak sampai semeter. Keren banget. Pengalaman seperti ini nggak akan bisa dirasakan semua orang,'' ujar Muhammad Fhirdan Maulana dari SMAN 9 Bandung.
Setelah tampil, baik pemain putri maupun putra bersama pelatih langsung mengisi tempat masing-masing untuk menonton serunya laga. Meski Sleep Train Arena tergolong stadion terkecil di NBA, tetap saja suasananya membuat para pemain terkagum-kagum dengan arena berkapasitas sekitar 17 ribu penonton tersebut. Gedung ini memang menjadi kandang Kings sejak 1988, hanya tiga tahun setelah tim tersebut pindah dari Kansas City. Sejak 1988 itu pula, para bintang NBA pernah mampir dan bertanding di situ.
''Saya sama sekali tidak pernah membayangkan benar-benar akan menonton laga NBA. Apalagi, merasakan pengalaman bermain di lapangan yang biasa dipakai pemain NBA,'' kata Phemiralna Sewimara dari SMAN 2 Jayapura.
Commissioner DBL Azrul Ananda juga geleng-geleng kepala dengan rencana dan harapan yang benar-benar jadi kenyataan ini. ''Saya dulu waktu kuliah di Sacramento hanya mampu beli tiket termurah di baris paling atas. Sekarang bisa membawa anak-anak Indonesia bertanding di atas lapangannya. Disaksikan belasan ribu pasang mata. Kalau saya saja merinding, saya tidak bisa membayangkan seperti apa perasaan anak-anak ini,'' ucapnya.
Para perwakilan partner penyelenggara kompetisi di Indonesia, yaitu Dendy Sean (direktur PT MPM Motor) dan Reyhan (general manager Community Planning & Solution Telkomsel), ikut menjadi saksi sejarah yang dicatatkan para pemain Honda DBL Indonesia All-Star 2014. Termasuk komedian dan selebriti Udjo Project Pop serta Ketua Umum Pengprov Perbasi Jatim Dwi Arya Nugraha Oktavianto yang ikut beserta rombongan. (*/c17/ham)
Story Provided by Jawa Pos