BERBAKAT: Petrus Brando Saragi Turnip dulu merupakan bintang futsal di sekolahnya dan baru setahun terakhir belajar basket. (Foto: Dite Surendra / Jawa Pos)
Petrus Belum Setahun di Basket, Fhirdan Terinspirasi Kakak
Tidak semua kandidat Honda DBL All-Star 2014 belajar basket sejak kecil. Ada beberapa pemain yang mulanya lebih aktif dalam sepak bola atau futsal dan kemudian banting setir ke basket.
HENDY ARIF SETIADI, Surabaya
---
MUHAMMAD Fhirdhan Maulana tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan ketika dinyatakan terpilih sebagai pemain Honda DBL Indonesia All-Star 2014 yang akan berangkat, belajar, dan bertanding ke Amerika Serikat hari ini. Pemain asal SMAN 9 Bandung itu tidak menyangka perjuangannya berlatih basket dengan serius selama empat tahun terakhir membuahkan hasil.
Fhirdan memang baru mengenal basket sejak duduk di bangku SMP. Awalnya, dia memiliki hobi yang beragam, mulai renang, voli, badminton, hingga sepak bola. Meski demikian, dia lebih menggemari sepak bola. Bahkan, dia pernah ikut seleksi timnas U-13.
Saat duduk di bangku kelas 2 SMP di SMPN 50 Bandung, Fhirdan iri melihat sang kakak, Reza Fahdani, yang lolos masuk tim DBL Indonesia All-Star 2012 yang berangkat ke AS. Fhirdan pun mulai memantapkan pilihan untuk benar-benar fokus di basket dan meninggalkan sepak bola.
''Di basket, kita bisa belajar lebih kritis. Kita harus dapat mengambil keputusan dalam waktu satu per sekian detik. Itulah esensi yang saya dapat dari kakak saya. Karena itu, saya pun terus belajar basket hingga sekarang,'' ujarnya.
Selain Fhirdan, Abram Nathan awalnya punya hobi yang hampir sama, yakni futsal. Suatu ketika ada acara class meeting di sekolahnya, SMP Saint John Jakarta. Abram diminta sang guru untuk bermain basket karena di kelasnya hanya dia yang dirasa mampu. Abram pun mencoba tantangan sang guru. Dia mulai mencoba basket dari mengikuti Junio JRBL 2012 hingga Honda DBL 2014.
Didukung Jap Ricky Lesmana, pelatih tim putra DBL Indonesia All-Star 2013, Abram makin intens dalam basket. Dia pun makin mahir karena tergabung dalam klub basket Gading Muda yang dimiliki Ricky. ''Karena dukungan Coach Ricky, saya bisa banyak berkembang. Coach Ricky juga meminta saya fokus ke basket. Sebab, dia melihat postur saya lebih cocok di basket daripada futsal,'' ungkap Abram.
Bukan hanya Fhirdan dan Abram yang memiliki cerita menarik sebelum akhirnya terjun ke basket. Petrus Brando Saragi Turnip memiliki cerita serupa. Awalnya, dia menjadi bintang tim futsal di sekolahnya. Beberapa kejuaraan antarsekolah bahkan pernah dimenanginya. Berposisi striker, Petrus punya kemampuan kompleks.
Namun, dua bulan menjelang dimulainya Honda DBL North Sumatera Series 2014, tepatnya Januari, tim basket sekolahnya tidak memiliki pemain yang cukup. Akhirnya, Jenny Kirawan, pelatih tim basket SMA Methodist 2 Medan, pun menawari Petrus untuk bergabung dengan tim basket.
''Petrus punya potensi bagus di basket. Ketika saya minta main basket, dia tidak mau. Namun, manajer tim, Pak Manurung, juga merayu Petrus untuk mulai mencoba basket. Akhirnya dia mau,'' papar Jenny.
Petrus yang awalnya tidak tertarik akhirnya mulai mencoba mengenal basket. Lama-kelamaan, dia pun makin suka basket. Progres Petrus dalam bermain basket sangat pesat. Ketika mengikuti Honda DBL Seri Sumatera Utara pada Maret lalu, dia kerap dijadikan starter tim basket sekolahnya.
Dia pun terus menambah porsi latihan demi mengembangkan skill basket. Dari awalnya berlatih dua kali seminggu, dia meningkatkan porsi hingga enam kali seminggu demi tampil maksimal di Honda DBL.
Sosoknya yang dikenal pantang menyerah mengantarkan Petrus terpilih sebagai pemain League DBL First Team dan berangkat ikut Honda DBL Camp di Surabaya pada September lalu. Langkah Petrus di Honda DBL Camp cukup mulus hingga berhasil menjadi Honda DBL Indonesia All-Star.
''Basket sangat cocok dengan saya karena risiko cedera yang minim. Saya berhasil sejauh ini karena dukungan pelatih dan Pak Manurung,'' ungkap Petrus. (*/c5/ham)
Story Provided by Jawa Pos