ANTUSIAS: Antonius Joko memberikan arahan kepada para pemain Aspac ketika berhadapan dengan Bimasakti, Sabtu (11/10). (Foto: Boy Slamet/Jawa Pos)
Antonius Ferry Rinaldo, Cokorda Raka Satrya Wibawa, dan Antonius Joko Endratmo pernah menjadi tulang punggung timnas basket Indonesia pada 1990-an hingga 2000-an. Kini, mereka berdiri di tepi lapangan sebagai pelatih.
I'IED RIFADIN-BAGUS DIMAS, Badung
---
PRESEASON Tournament Mangupura Cup 2014 tidak hanya menjadi panggung bagi para pemain anyar dan rookie, tetapi juga sederet pelatih muda. Terutama bagi Antonius Joko Endratmo yang dipercaya menjadi head coach Aspac Jakarta untuk sementara.
Sebelum dia, dua rekan yang hampir seangkatan, yakni Antonius Ferry Rinaldo dan Cokorda Raka Satrya Wibawa, duluan menjadi pelatih kepala. Coach Inal -sapaan akrab Antonius Ferry Rinaldo- musim ini melatih Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta. Tahun lalu, pelatih 42 tahun tersebut punya prestasi mentereng, yakni membawa Garuda Kukar Bandung finis empat besar championship series.
Adapun Coach Wiwin -sapaan akrab Cokorda Raka Satrya Wibawa- yang saat ini berusia 39 tahun memasuki tahun keduanya meracik Satria Muda Britama Jakarta.
Bagi Joko, ini kesempatan berharga meski hanya berstatus sementara. Jabatan pelatih masih dipegang Rastafari Horongbala. ''Ini kesempatan berharga bagi saya belajar menjadi head coach. Menjadi head coach sangat berbeda dengan asisten. Banyak detail dari setiap pemain yang harus lebih diperhatikan,'' tutur pelatih 38 tahun tersebut.
Untuk itu, jelang preseason ini, Joko mengaku harus lembur untuk memikirkan menu latihan yang akan dilahap para pemain Aspac setiap harinya.
Pelatih Kepala Aspac Jakarta Rastafari Horongbala pun mengaku sudah merencanakan hal itu jauh-jauh hari. Rastafari ingin asisten pelatihnya tersebut bisa belajar lebih banyak tentang kepelatihan dengan cara praktik secara langsung memegang sebuah tim.
''Ini kesempatan dia untuk belajar. Semua menu latihan untuk persiapan preseason dia bikin sendiri. Saya hanya melihat dari belakang di lapangan,'' tutur ayah kandung bintang Aspac Andakara Prastawa Dhyaksa tersebut.
Lain lagi dengan Coach Inal. Pelatih yang punya ciri khas kepala plontos itu musim ini memulai tantangan baru untuk melatih Pelita Jaya. Pelatih yang selama 21 tahun berkarir sebagai pemain dan hanya bermain di satu klub, yakni Aspac Jakarta, itu mengaku punya resep khusus untuk mendekatkan diri dan berinteraksi dengan para pemain.
''Di dalam lapangan, saya adalah pelatih. Mereka harus mengikuti program yang saya buat. Tetapi, kalau sudah di luar, tidak ada perbedaan lagi. Saya juga teman mereka,'' jelasnya. (*/c17/ham)
Story Provided by Jawa Pos