SATUKAN VISI: PT DBL Indonesia, wasit, dan pelatih melakukan pertemuan untuk menyamakan persepsi sebelum kompetisi dimulai di Golden Tulip Essensial Denpasar kemarin. (Foto:Boy Slamet / Jawa Pos)
SUDAH tahun kelima Speedy National Basketball League (NBL) berlangsung. Biar begitu, PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia sebagai operator liga terus berkembang. Karena itu, sebelum Preseason Tournament Mangupura Cup 2014, seluruh stakeholder disatukan untuk menyamakan visi.
Kemarin pengelola liga, pelatih, serta wasit berkumpul untuk menyamakan persepsi dan visi. ''Tak ada niat lain. Tujuan kami hanya satu, yakni membangun komunikasi yang baik antara wasit, pelatih, dan pengelola liga,'' tutur Devy Rizka, basketball operations assistant manager PT DBL Indonesia.
Dalamkegiatan tersebut, hadir juga assessor utama wasit NBL, yakni Herman Kintono. Dalam pemaparannya, tokoh basket nasional itu menyatakan bahwa penyamaan persepsi mutlak dimiliki semua pihak yang terkait dengan liga. Tanpa hal tersebut, prestasi dan kemajuan basket Indonesia yang diinginkan tidak akan terwujud.
''Wasit, pelatih, dan pengurus harus bersatu serta memiliki satu tujuan. Jika itu sudah berjalan, prestasi pasti datang sendiri,'' jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, PT DBL Indonesia juga menjelaskan kepada seluruh pelatih klub tentang dimulainya pemakaian peraturan terbaru FIBA 2014 di preseason tournament tersebut. Itu dilakukan semata-mata untuk terus mendorong pertandingan NBL agar makin berkualitas dan menarik.
Salah satu peraturan pertandingan yang bakal berubah adalah peraturan 24 second bagi tim yang sedang melakukan offense. Bila di peraturan sebelumnya tim yang berhasil melakukan offensive rebound kembali mendapat waktu 24 detik untuk membangun serangan, itu tidak terjadi pada peraturan FIBA 2014. Di peraturan terbaru itu, tim yang melakukan offensive rebound hanya diberi waktu 14 detik untuk kembali memasukkan bola ke ring lawan.
''Kami akan terus mencari cara agar setiap pertandingan di NBL ini menarik bagi semua pihak, terutama penonton . Itu tentu akan terwujud dengan kerja sama dan komunikasi yang baik di antara semua pihak,'' jelas Devy.
Langkah positif tersebut pun disambut baik oleh klub kontestan. Bahkan, mereka berharap forum seperti itu tidak hanya diadakan pada awal sebelum bergulirnya liga. Melainkan juga di setiap jeda kompetisi pada regular season mendatang. Itu dilakukan agar setiap pihak bisa melaksanakan evaluasi dengan baik selama liga berjalan.
''Acara seperti ini sangat penting. Sebelum memulai liga, kami jadi mengerti dan memastikan bahwa semua klub, wasit, serta pengelola liga memang benar-benar berada dalam satu frame untuk kemajuan basket Indonesia,'' jelas Zaki Iskandar, manajer Satya Wacana ACA LBC Salatiga. (irr/mid/c19/ham)
Story Provided by Jawa Pos