|
NEWS PENUH: Suasana pertandingan Aspac Jakarta melawan CLS Knights Surabaya pada seri VI Surabaya di DBL Arena Surabaya (17/5). (Foto: Farid Fandy/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 20/05/2014
Hampir Separo Game Selisih Sepuluh atau Kurang
Speedy NBL Indonesia 2013-2014, Musim Paling Ketat dalam Sejarah
"MUSIM ini harus hati-hati. Kalau meleng sedikit, bisa anjlok ke peringkat 11," ucap seorang ofisial sebuah tim, ketika musim reguler Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia 2013-2014 dimulai di Malang akhir tahun lalu.
––– Yang jelas, ucapan itu sudah mengingatkan jauh hari bahwa persaingan musim 2013-2014 bakal paling mendebarkan. Mungkin dalam sejarah basket Indonesia *** Speedy NBL Indonesia 2013-2014 adalah musim keempat liga tertinggi ini di bawah pengelolaan PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia. Total kontrak adalah lima musim penyelenggaraan (ya, tahun depan kontrak kami habis). Ketika kali pertama mengambil alih liga ini pada 2010, kami sadar bahwa perjalanannya tidaklah mudah. Ini mengingat sejarah pengelolaan sebelumnya yang "stop and go" atau bahkan "hidup enggan mati tak mau." Kami ingat, saat preseason tournament perdana diselenggarakan di Malang pada 2010 itu, seluruh pemain berkumpul di lapangan. Kami menyampaikan kira-kira seperti apa prioritas pengembangan liga ke depan. "Saya mohon maaf karena para pemain bukanlah prioritas pertama saat ini," ucap saya waktu itu. Untuk membangun lagi fondasi liga dan berkembang secara bertahap ke depan, harus ada skala prioritas. Pertama, menyelamatkan liga, menyehatkan liga. Kedua, perkembangan tim. Ketiga, baru pemain dan segala aspek yang berkaitan dengan pemain, termasuk kesejahteraannya. Kini, setelah musim keempat mendekati akhir, terus terang kami bingung sudah sampai pada tahap mana. Liga jelas sudah selamat dan berjalan lancar. Kata beberapa pemilik tim, jauh lebih lancar dan baik bila dibandingkan dengan liga-liga sebelumnya di tanah air. Jumlah penonton juga terus berkembang. Dulu, saat belum NBL Indonesia, belum tentu ada total 50 ribu penonton yang datang ke stadion dalam seluruh musim. Sekarang, angkanya dengan nyaman di kisaran 200 ribu orang. Namun, masih ada tantangan liga yang lain, seiring dengan perkembangannya. Soal tim, merekalah yang sekarang patut diacungi semua jempol. Persaingan sekarang ketat karena semua tim berani improve. Itu berarti berani invest dalam berbagai hal: program, pelatih, pemain. Mungkin, ini seiring dengan atmosfer liga yang lebih fair, yang lebih jelas regulasi dan pengelolaannya. Kalau lingkungannya mendukung, tentu tim berani berbuat ekstra. Soal pemain pun sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Gaji rata-rata, misalnya, walau tidak bisa saya ungkap, sudah jauh lebih baik daripada ketika NBL Indonesia kali pertama bergulir. Sekali lagi, ini berkaitan dengan liga yang konsisten, tim yang berani investasi lebih. Jadi, tiga prioritas itu sudah berbenah semua. Hanya, tiga-tiganya juga terus bergerak tuntutan dan standarnya. Jadi, kalau ditanya apa tantangan ke depan? Ya, mengembangkan tiga-tiganya semaksimal mungkin! Dalam empat tahun terakhir, pihak penyelenggara, tim, dan pemain sudah berkembang pesat. Memang masih belum secepat yang diharapkan semua orang, tapi lebih pesat daripada liga-liga olahraga-olahraga lain (di luar sepak bola, tentunya). Secara nasional, juga masih ada efek-efek lain yang belum dirasakan. Misalnya, prestasi tim nasional dan lain-lain. Tapi, saya pribadi memilih melihat segalanya lebih ke jangka panjang. Seperti penggalan puisi Bapak Nyoman Nuarta, yang telah menciptakan trofi NBL Indonesia yang begitu spektakuler: "Prestasi tidak mungkin dicapai dengan jalan lurus. Apalagi jalan pintas yang menerabas. Prestasi berjuang memutar, berkelok menuju pencapaian puncak yang tiada henti..." Saya melihat sekeliling di kalangan basket. Ada banyak sekali orang muda yang terlibat, yang usianya kurang lebih sama dengan saya (usia 30-an). Kalau melihat susunan pemain liga, kelompok terbesar adalah yang berusia di bawah 25 tahun. Kalau melihat itu, saya merasa basket masih punya waktu. Basket punya prospek jangka panjang yang luar biasa. Mungkin bukan lima tahun, tapi harus berani bersabar hingga sepuluh tahun ke depan atau lebih. Kalangan basket yang muda ini tidak boleh berpikir instan. Mumpung jumlahnya banyak dan punya waktu panjang... (*) --- Ketatnya Speedy NBL Indonesia 2013 - 2014 - Sebanyak 95 dari 232 pertandingan berakhir dengan selisih sepuluh poin atau kurang. Atau 40,9 persen. - Sebanyak 54 pertandingan berakhir dengan selisih lima poin atau kurang. Atau 23 persen. - Total ada 12 pertandingan overtime (perpanjangan waktu). Terbanyak melibatkan Hangtuah Sumsel IM, delapan kali. Story Provided by Jawa Pos
Share this:
Tweet
|
Copyright © 2010 PT DBL Indonesia, All rights reserved.
Any commercial use or distribution without the express written consent of DBL Indonesia is strictly prohibited. |