NEWS

BERI PENGERTIAN: Kak Nit Nit bersama Wijaya Saputra (kiri) dan Muhammad Dhiya’Ul Haq saat NBL berbagi, Senin (12/5). (Foto: NBL Indonesia)
nblindonesia.com - 13/05/2014
Menghibur Sekaligus Mencegah Kekerasan Seksual terhadap Anak
NBL Berbagi Kunjungi Komunitas Save Street Child (SSC) Surabaya

Maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak membuat banyak pihak mengelus dada. NBL Berbagi berusaha ikut berperan dalam memberikan pengertian kepada anak-anak untuk menjaga dirinya dari ancaman tersebut.

–––

MESKI timnya tidak bermain, Wijaya Saputra (CLS Knights Surabaya) dan Muhammad Dhiya'Ul Haq (Garuda Kukar Bandung) tidak "libur" kemarin (12/5). Bersama NBL Berbagi, mereka mengunjungi komunitas Save Street Child (SSC) Surabaya di Jl Ambengan Selatan Karya.

Di sana Wijin (sapaan Wijaya) dan Yaya (sapaan Dhiya'Ul Haq) beserta rombongan PT DBL Indonesia selaku pengelola liga memberikan pengertian kepada anak-anak tentang bahaya kejahatan seksual terhadap anak-anak. Tujuannya, mereka berani melawan dan peka terhadap ancaman di sekitarnya.

Postur menjulang Wijin dan Yaya membuat anak-anak lebih antusias mengikuti acara. "Wah, tinggi sekali ya," celetuk Balu, salah seorang anak. Bagi Balu, kesempatan bertemu pemain NBL seperti kemarin adalah yang pertama.

Sekitar 40 anak binaan SSC Surabaya bergabung dalam acara itu. Disertai permainan yang menarik, acara tersebut jauh dari kesan membosankan. Apalagi, materi tentang pencegahan kekerasan seksual terhadap anak diberikan secara menarik oleh Kartikanita Widyasari. Dia seorang storyteller yang menggunakan media boneka untuk bercerita.

Kak Nit Nit -sapaan Kartikanita- berpesan kepada anak-anak itu agar tidak mudah percaya kepada orang asing. Hal tersebut sangat penting karena kekerasan seksual yang terjadi pada anak-anak berawal dari interaksi dengan orang yang tak dikenal.

"Dengan cerita ini, anak-anak bisa terhibur sekaligus mendapatkan pesan yang ingin disampaikan terkait kekerasan seksual terhadap anak," kata Kak Nit Nit.

Fenomena kekerasan terhadap anak beberapa waktu terakhir memang mengkhawatirkan. Data KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) menyebutkan, dalam setahun terakhir setidaknya ada 400 kasus kekerasan terhadap anak. Yang paling mencengangkan adalah yang dilakukan seorang pemuda di Jawa Barat dengan korban mencapai 113 anak.

Advin Mariyono, salah seorang pengajar di SSC Surabaya, mengaku terbantu dengan adanya acara tersebut. "Banyak orang yang tidak peduli dengan kaum marginal dan terpinggirkan. Tidak hanya masalah pendidikan, tapi juga masa depan dan keamanan mereka. Sangat senang saat NBL Indonesia memiliki misi yang sama dengan kami," tuturnya.

Wijin menyatakan bakal selalu mendukung kegiatan-kegiatan untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak. Menurut dia, kekerasan terhadap anak tidak akan hilang tanpa ada tindakan nyata.

"Dengan turun langsung seperti ini, pesan yang disampaikan akan lebih mengena. Semoga adik-adik dapat me­nangkap pesan penting dari acara NBL Berbagi kali ini," ucap Wijin. "Semoga apa yang diajarkan tadi dapat diingat," imbuh Yaya.

Yaya dan Wijin juga berpesan kepada anak-anak binaan SSC untuk selalu mengejar mimpi-mimpi mereka. Miskan, salah seorang anak binaan, menerima "tantangan" Wijin dan Yaya. "Meskipun nanti tidak jadi pemain basket, yang penting jangan hidup di jalanan," tekad anak yang setiap hari berjualan di Stasiun Gubeng itu. (mid/c9/ang)

Story Provided by Jawa Pos

Share this:
DBL Indonesia Jawa Pos li-ning Safe Care Prambors FM Info BDG Event Jakarta Sony Mainbasket Wing.Stop Mitra Net Indomaret Perbasi Indika FM IndiHome Honda Prospect Motor Tolak Angin Sido Muncul Markplus Hardrock FM OZ FM
 

National Basketball League Indonesia | Contact Us
Copyright © 2010 PT DBL Indonesia, All rights reserved.
Any commercial use or distribution without the express written consent of DBL Indonesia is strictly prohibited.