KONSISTEN: Dimaz Muharri menjadi pemain CLS yang terbanyak mengumpulkan rerata rebound hingga kini. (Foto: Hendra Eka/Jawa Pos)
FENOMENA di Speedy NBL Indonesia musim ini sedikit bergeser. Tidak hanya pemain besar yang mendominasi rebound. Beberapa small man punya catatan lebih baik daripada big man.
Ainur Rohman, Jakarta
–––
Dimaz Muharri sudah melakoni 152 pertandingan di Speedy NBL Indonesia sejak musim pertama pada 2010-2011. Dari jumlah itu, point guard CLS Knights Surabaya tersebut hanya mencetak enam kali double digit rebound .
Walau begitu, konsistensi Dimaz luar biasa. Hanya sekali dia gagal melakukan rebound dalam karirnya. Tidak heran bila pemain kelahiran Binjai, Sumatera Utara, itu menjadi point guard di Indonesia yang terbanyak mengoleksi rebound .
Ditambah dengan lima rebound saat CLS mengalahkan Garuda Kukar Bandung 80-69 semalam, Dimaz mengoleksi 770 rebound . Hanya berselisih 30 rebound dari center utama Satria Muda Britama Jakarta Rony Gunawan.
Rebound memang menjadi jatah pemain-pemain besar. Namun, Dimaz yang menjadi pemain kecil tidak ketinggalan untuk berbagi peran. Pada musim ini, pemain bertinggi 181 cm itu mencatat 5,42 rebound per game . Dia menjadi pemain CLS yang terbanyak mengumpulkan rerata rebound hingga kini.
Apa kuncinya? ''Intinya adalah kerja keras,'' ucap Dimaz. '' Feeling game saya asah. Saya berfokus memperhatikan ke mana arah bola. Ketika pemain besar box out (meminggirkan pemain lain), saya sebagai pemain kecil berfokus membantu mengambil bola mental,'' ucap pemain berusia 28 tahun itu.
Kehadiran Kim Dong-won, pelatih CLS asal Korea Selatan, membantu perkembangan Dimaz. Mr Kim memberikan banyak drill untuk rebound . Bentuknya bermacam-macam. Terutama simulasi pada latihan-latihan harian. ''Saya juga sering menonton video tutorial untuk melatih skill . Di usia seperti ini, saya juga lebih rajin sit-up ,'' ucap Dimaz.
Selain Dimaz, pemain kecil yang sekarang sangat luar biasa dalam melakukan rebound adalah Ary Chandra. Shooting guard Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta itu bermetamorfosis dari mesin poin menjadi pemain serbabisa. Tetap jago mendulang poin, namun juga produktif melakukan rebound .
Ary rata-rata mencatat 8,48 rebound per pertandingan. Dia menduduki posisi ketiga di bawah Bima Riski Ardiansyah (Bimasakti Nikko Steel Malang) dengan 8,78 rebound per game dan rekan setimnya, Ponsianus Nyoman Indrawan, (8,61 rebound per game ).
Musim ini kemampuan rebound Ary semakin baik. Saat timnya mengalahkan Pacific Caesar Surabaya 87-61 (22/4), dia membukukan 16 rebound yang merupakan raihan tertingginya.
''Saya sih banyak lompat saat latihan sprint. Jalani dengan baik program yang dikasih. Feeling dan timing saat bola jatuh juga diasah. Intinya, harus ada motivasi lebih,'' ucap pemain 29 tahun itu.
Bagi Ary, Galank Gunawan adalah lawan berat saat rebound . Memang, Galank adalah raja rebound - satu-satunya pemain yang menembus 1.000 rebound di NBL Indonesia.
Pringgo Regowo, power forward Aspac, adalah salah seorang pemain yang mengejar angka Galank. Dia sudah mengumpulkan 925 rebound . Hanya ada tiga pemain yang berada di kisaran 900-an rebound . Selain Pringgo, ada rekan setimnya, center M. Isman Thoyib dan forward Bimasakti Bima Riski.
''Memang harus pinter cari posisi. Harus smart juga. Dalam latihan, kami mencoba mengetahui ke mana arah bola. Latihan rebound harus menjadi habit setiap hari,'' ucap Pringgo.
''SM (Satria Muda) salah besar men-trade Galank. Itu menurut saya. Sebab, dia paling agresif di antara semua big man SM. Bersama dia, SM liar banget,'' tegas Pringgo. (*/c4/ang)
Story Provided by Jawa Pos