BELUM MENYERAH: Pemain Pacific Caesar Surabaya, Dicky Satria (kanan) dan pemain JNE BSC Bandung Utama, Haritsa Herlusdityo saat bertanding dalam Speedy NBL Indonesia seri V di Hall A Basket Senayan, Jakarta. (Foto: Hendra Eka/Jawa Pos)
PACIFIC Caesar Surabaya membuktikan janjinya untuk tidak menyerah dalam memburu tiket championship series . Kemarin (19/4) mereka membuka peluang dengan mengalahkan JNE BSC Bandung Utama 72-65 pada hari pertama seri V di Jakarta.
Bandung Utama adalah salah satu pesaing utama Pacific dalam perburuan tiket championship series via posisi ketujuh dan kedelapan klasemen. Kekalahan itu membuat posisi Bandung Utama yang sebelumnya dianggap favorit untuk lolos terjepit. Sebaliknya, meski belum beranjak dari posisi kesebelas di klasemen sementara, Pacific kian dekat dengan pesaing di atasnya.
''Sepanjang saya menjadi pelatih, inilah musim yang paling seru,'' ucap Head Coach Pacific Eddy Santoso.
Eddy mulai berkarir sebagai pelatih kepala pada 2000 atau 14 tahun lalu. Dia malang melintang sebagai pelatih CLS Surabaya, Bhinneka Solo, Bimasakti Nikko Steel Malang, sampai ke Pacific dalam dua musim terakhir.
''Peluang kami ke playoff memang paling kecil di antara semua tim yang masih punya peluang. Namun, apa pun bisa terjadi. Tahun ini, baik tim papan atas, tengah, maupun bawah tidak gampang menang,'' imbuhnya.
Dengan kemenangan Pacific kemarin, dua tiket ke playoff dari posisi ketujuh dan kedelapan akan diperebutkan lima tim. Yakni, Pacific, Bandung Utama, Bimasakti Nikko Steel Malang, Hangtuah Sumsel IM, dan Satya Wacana Metro LBC Bandung.
Pacific baru menang lima kali. Bandung Utama dan Satya Wacana sama-sama membukukan enam kemenangan. Bimasakti dan Hangtuah masing-masing meraih delapan dan tujuh kemenangan.
Musim lalu, dengan 10 kemenangan, Bimasakti lolos ke playoff dari posisi kedelapan klasemen. Namun, dengan persaingan seketat saat ini, 13 kemenangan adalah batas aman untuk merebut posisi ketujuh dan kedelapan. Dengan asumsi, enam tim teratas tidak tergoyahkan. Sementara itu, tim juru kunci NSH GMC yang hanya menang sekali dalam 20 game sudah dicoret dari persaingan.
''Besok (hari ini, Red) melawan Bimasakti ibarat final bagi kami. Mau nggak mau kami harus ambil game itu supaya peluang tetap terjaga. Sebab, target kami untuk menang melawan Pacific sudah gagal,'' tegas Bintoro, head coach Bandung Utama. (nur/c17/ang)
Story Provided by Jawa Pos