MOTIVASI: Dari kiri, Pringgo Regowo, Dimas Aryo, dan Jerry Lolowang saat syuting Show Imah pada Rabu (16/4). (Foto: Angger Bondan/Jawa Pos)
MENGALAMI kondisi kesehatan yang tak diinginkan, tiga orang ini menunjukkan semangat untuk tidak jatuh terpuruk. Mereka adalah para bintang Speedy NBL Indonesia. Yakni, Jerry Lolowang (Satya Wacana Metro LBC Bandung) yang pernah menderita kanker testis, Pringgo Regowo (Aspac Jakarta) yang pernah divonis tidak bisa mengikuti pertandingan lagi karena ligamen lutut kirinya putus, dan Dimas Aryo Dewanto (Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta) yang cedera kaki.
Menjadi bintang tamu di acara Show Imah Trans TV, mereka membagi kisah hidup yang inspiratif. "Ironis sekali. Saya didaulat sebagai Duta Kanker Anak Solo Februari tahun lalu dan beberapa bulan kemudian, tepatnya Agustus, saya divonis kena tumor yang berubah menjadi kanker. Langsung ditangani. Awal Januari ini dinyatakan bebas kanker," ujar Jerry ketika ditemui seusai syuting di gedung Trans TV, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu malam (16/4).
Dimas mengatakan, saat Jerry sakit, semua teman pebasket dan fans men-support laki-laki kelahiran 17 Desember 1986 itu. Setelah dinyatakan bersih, Jerry ingin kembali bermain basket. Itu adalah salah satu bentuk terima kasih untuk para fans dan mereka yang telah membantunya saat sakit.
Lain lagi dengan cerita Pringgo. Pria Jakarta itu dua kali mengalami cedera lutut parah. Pertama ligamen di lutut kanan sobek. Lalu, pada 2011 ligamen lutut kirinya putus. Dia pun harus menjalani operasi. Laki-laki kelahiran 27 Juni 1987 itu mengatakan, dokter mengestimasi dirinya tidak akan bisa bertanding selama sembilan bulan. Namun, berkat keinginan yang kuat dibantu terapi dan rutin menjalani checkup, dalam waktu enam bulan Pringgo berhasil kembali ke lapangan. Bahkan, dia berhasil menjadi MVP (pemain terbaik) 2012-2013.
"Terapi itu membosankan dan melelahkan. Tapi, bisa ikut seleksi timnas setelah dua bulan sembuh, jadi MVP, menang, itu luar biasa sekali rasanya. Puji Tuhan, saya mendekatkan diri kepada Tuhan saja," ungkapnya.
Dimas juga memiliki pengalaman hampir sama dengan Pringgo. Yaitu, cedera ligamen lutut pada 2011. Menurut Dimas, sangat menyedihkan melihat teman-teman berlatih dan bertanding, sedangkan dirinya harus diam dan melihat saja. Namun, dia tak berdiam diri. Dia menjalani pengobatan dengan semangat. Itu tak sia-sia. Istirahat dalam beberapa pertandingan saja, setelah itu dia kembali ke lapangan membela klubnya. "Saat jatuh jangan pernah menyerah, terus berusaha meraih keinginan. Satu saat pasti bisa mencapai mimpi itu," tutur Dimas . (yas/c10/ayi)
Story Provided by Jawa Pos