NEWS

KELUARGA BASKET INDONESIA: (Dari kiri) Johan Christiana, Harja Jalari dan Gun Gun Gunawan sebelum memimpin laga Speedy NBL Indonesia 2013-2014 seri II Jakarta Januari lalu. (FOTO: Hendra Eka / Jawa Pos)
nblindonesia.com - 21/03/2014
Bukan Hanya Liga, Ini Rumah dan Keluarga

”You can go other places, all right - you can live on the other side of the world, but you can't ever leave home” ― Sue Monk Kidd.

Bagi siapapun yang terlibat, olahraga bola basket adalah sebuah candu yang membuat pelaku didalamnya terikat dan tak bisa melepaskan diri. Permainan basket adalah sebuah bangunan berisikan filosofi, kecerdasan, perilaku, gaya hidup, semangat, dan tujuan.

Ya, bola basket adalah rumah. Dan bagi para wasit yang bertugas, bola basket sudah seperti rumah kedua, dan mereka adalah keluarga. Berasal dari berbagai daerah, wasit dengan lisensi nasional hingga FIBA ini berkumpul dalam liga yang terus berkembang.

Mereka adalah yang terpilih dari sekian banyak yang mendaftar, dan sampai saat ini telah bertugas selama 4 seri di Speedy NBL Indonesia 2013-2014 dan 3 seri  di Speedy WNBL Indonesia 2013-2014.

”Tidak ada pertandingan yang mudah,” adalah kalimat yang selalu ditanamkan untuk seluruh wasit yang bertugas, agar mereka selalu berada dalam kondisi yang siap dan menyikapi seluruh pertandingan dengan performance level yang konsisten.

Afif Kurniawan, M.Psi.
Tutor/Assesor NBL dan WNBL Indonesia

Psikolog Klinis dan Kesehatan Mental Universitas Airlangga
afif.kurniawan@psikologi.unair.ac.id

–––

Teamwork dan Efikasi Kelompok

Layaknya sebuah keluarga, masing-masing anggotanya pasti memiliki perbedaan. Hal yang juga dapat dilihat dari para wasit kita. Rentang usia yang beragam, latar belakang daerah dan pendidikan, hingga perbedaan karakter. Semua hal tersebut adalah hal yang wajar, bahkan menarik. Dinamika kelompok akan terus muncul dari mereka.

Dalam keluarga yang sehat, setiap anggotanya akan saling dukung. Dan sebaliknya dalam keluarga yang kurang sehat, konflik akan selalu terjadi dan berpengaruh terhadap performansi kerja mereka, bahkan keharmonisan keluarga itu sendiri akan terancam.

Teamwork adalah hal yang sering diucapkan dan terlihat mudah dilakukan. Sedangkan efikasi kelompok (group efficacy) relatif jarang terdengar. Kedua hal tersebut seringkali muncul bersamaan, namun bukan merupakan hal yang mudah untuk diterapkan.

Teamwork dapat didefiniskan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh sejumlah orang secara berkelompok untuk mencapai tujuan bersama dengan cara-cara yang efektif. Sedangkan efikasi kelompok mengarah kepada bagaimana perbedaan individual dalam kelompok bisa dipahami bersama. Mencapai tingkat pemahaman dan komitmen yang sama, sehingga terwujud kualitas kelompok yang handal dan hasil kerja yang optimal. Bagaimana keyakinan anggota terhadap kinerja kelompok itu sendiri adalah kunci.

Keluarga wasit NBL dan WNBL Indonesia memiliki anggota dengan teamwork yang harus selalu terjaga, karena mereka memiliki tanggung jawab untuk mengawal pertandingan-pertandingan ketat yang tersaji di liga. Bagaimana mungkin mereka bisa mengawal pertandingan dengan baik jika teamwork tiga wasit di lapangan tidak ada?

Tentu sangatlah berisiko untuk dibayangkan. Namun demikian, kita tidak bisa menghindari adanya perbedaan-perbedaan karakteristik dari masing-masing individu saat bertugas di lapangan. Inilah yang harus teridentifikasi dan dikelola agar tugas mereka di lapangan berada dalam ke-sepaham-an perasaan yang sama, tingkat pemahaman situasi dan kejadian di lapangan yang sama, serta level komitmen yang sama. Inilah yang dimaksud dengan efikasi. Terciptanya efikasi kelompok dipastikan akan meningkatkan kualitas teamwork para wasit di lapangan.

Seri Bandung adalah seri dimana efikasi kelompok wasit sedang diuji, dimana wasit-wasit yang promosi dan degradasi bertugas sejak seri ini. Masuknya Arnaz Anggoro dan Yuli Wulandari ke NBL Indonesia, serta perpindahan Risky Heris dan Ibnu Hajar ke WNBL Indonesia tentu memberi dampak bagi efikasi kelompok. Seperti layaknya anggota baru pada suatu kelompok, tentu adaptasi dibutuhkan. Namun, waktu yang dihabiskan tidak boleh terlalu lama. Bahkan adaptasi harus dilakukan langsung saat bertugas.

Latar belakang inilah yang mendasari tema kegiatan Kelas Psikologi untuk wasit pad seri IV di Bandung lalu. Kegiatan yang diharapkan mampu menghasilkan keyakinan satu sama lain atas kinerja sesama rekan wasit di lapangan.

Segala situasi yang terjadi selama Seri Bandung menjadi tantangan bagi para wasit untuk senantiasa menjaga teamwork dan efikasi kelompok.

Liga musim ini masih menyisakan dua seri (musim reguler) lagi dan babak perebutan gelar atau Championship Series. Artinya ujian sebenarnya baru dimulai. Tensi persaingan antartim yang semakin sengit akan menghasilkan tekanan yang lebih bagi para wasit yang bertugas.

Anggota keluarga ini (para wasit) memiliki semua modal yang dibutuhkan untuk mengemban tugas dan tanggung jawab tersebut dengan baik. Bagaimana dinamikanya nanti akan tersaji dan menarik untuk kita lihat di seri selanjutnya.

Jangan lupa, mereka adalah keluarga dalam satu rumah yang sama, Bola Basket Indonesia. (*)

Share this:
DBL Indonesia Jawa Pos li-ning Safe Care Prambors FM Info BDG Event Jakarta Sony Mainbasket Wing.Stop Mitra Net Indomaret Perbasi Indika FM IndiHome Honda Prospect Motor Tolak Angin Sido Muncul Markplus Hardrock FM OZ FM
 

National Basketball League Indonesia | Contact Us
Copyright © 2010 PT DBL Indonesia, All rights reserved.
Any commercial use or distribution without the express written consent of DBL Indonesia is strictly prohibited.