DARI JAUH: RIZKY SEPTIANI (bawah, tengah), fans Garuda asal Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, saat memberikan dukungan kepada tim kesayangannya, Rabu (12/2). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
Speedy NBL Indonesia menghasilkan banyak fans militan dan loyal. Banyak di antara mereka yang datang dari luar Pulau Jawa. Berbagai macam pengorbanan dilakukan untuk bisa nonton langsung di arena.
SEBAGIAN besar orang Indonesia akan sulit menjawab kalau ditanya berada di provinsi mana Pangkalan Bun. Itu adalah ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Kemarin (12/2) Rizky Septiani datang dari rumahnya di Pangkalan Bun ke Sritex Arena, Solo. Dia ingin menyaksikan tim pujaannya, Garuda Kukar Bandung, bertanding. Perempuan yang akrab disapa Kiki itu tidak rugi datang jauh-jauh. Garuda bermain sangat baik, membekap Stadium Jakarta 60-43.
Kiki adalah fans NBL Indonesia yang sangat loyal dan juga fanatik. Dia anggota aktif Garuda Familiy, salah satu kelompok fans Garuda. ''Saya lama banget suka Garuda,'' ucap perempuan yang bekerja di salah satu bank di daerahnya itu.
Kiki menggemari Garuda sejak klub tersebut bernama Panasia Bandung. Rutin nonton di televisi sejak SMA, Kiki sudah lama akrab dengan nama-nama legenda Panasia seperti Johannis Winar dan Kiki Susilo. Saat itu Kiki masih duduk di bangku SMA.
Namun, Kiki baru bisa nonton basket langsung di arena ketika dia kuliah di Malang sekitar 2004. Tetapi, saat itu dia belum ke luar kota. Setelah lulus pada 2008, Kiki kembali ke Pangkalan Bun. Ketika NBL Indonesia lahir pada 2010, Kiki masih setia dan malah rela terbang untuk menonton.
''Saya pertama nonton di preseason tournament 2010. Selama ini saya nonton di Malang dan Solo saja. Karena saya perempuan, dapat izin dari orang tua yang sulit,'' paparnya.
Untuk di Solo, Kiki menyiapkan semua. Dia mulai menabung, juga mengambil cuti enam hari. Masih menggemari Denny Sumargo, cita-cita Kiki adalah nonton ke Bandung. ''Tidak lengkap jadi fans Garuda kalau belum ke Bandung,'' katanya.
Fans Garuda lain yang juga fanatik adalah Risa Aulia. Dia datang dari Medan. Risa setiap tahun hampir pasti ke Bandung. Kota lain yang sudah dia kunjungi adalah Surabaya, Jakarta, dan Malang. ''Tetapi, di Solo ini saya sakit. Jadi tidak bisa datang,'' kata Risa saat dihubungi via telepon.
Risa yang baru lulus kuliah itu berjuang keras untuk bisa nonton NBL. Dia harus menabung. Saat IPK-nya tinggi, hadiah yang dia minta kepada orang tuanya adalah tiket nonton NBL.
''Paling mahal saya pergi ke Surabaya. Tiketnya sampai Rp 2 juta, berangkat saja. Pernah menginap di hotel full selama seri. Saya sebetulnya tidak suka membicarakan soal uang karena memang seru-seruan saja,'' paparnya.
Selain fans Garuda, fans Pelita Jaya Energi-MP Jakarta Lusnaeni Ariyanti juga fanatik. Perempuan yang tinggal di Jakarta itu pernah nonton ke Bandung, Solo, Malang, dan Jogjakarta.
''Mulai ikuti tim sejak 2012. Kesulitannya pas cari tiket pesawat saja. Soalnya, kalau nggak beruntung, agak sedikit mahal atau malah sold out ,'' cerita karyawan perusahaan asuransi itu.
''Kalau jadwal NBL sudah rilis, biasanya langsung koordinasi sama teman-teman untuk nentuin kapan berangkat. Tetapi, feel -nya memang dapat. Di Malang (seri I lalu) saya sampai nebeng bus tim dan diajak dinner bareng,'' tutur fans berat Andy ''Batam'' Poedjakesuma itu girang.
Kiki, Nenya, dan Risa adalah contoh fans yang selalu mengikuti tim-timnya ke luar kota. Ada banyak orang yang seperti mereka. ''Mereka itu bukan fans, tetapi keluarga. Luar biasa mereka bela-belain seperti itu,'' kata kapten Garuda Wendha Wijaya. (*/c4/ang)
Story Provided by Jawa Pos