LANGSUNG NYETEL: Shooting guard Aspac Ebrahim Eungio Lopez melepaskan tembakan dikawal Merio Ferdiansyah (stadium) pada seri II di Jakarta. (Foto: Hendra Eka/Jawa Pos)
SPEEDY NBL Indonesia 2013-2014 Seri III Solo sangat krusial bagi tim-tim untuk menentukan posisi klasemen akhir musim reguler. Selain penampilan di atas lapangan, salah satu fase yang ditunggu setelah seri III adalah trade tengah musim.
Seperti musim sebelumnya, PT DBL Indonesia selaku penyelenggara liga membuka jendela trade tengah musim. Rentang waktunya dimulai setelah Seri III Solo hingga sepekan sebelum bergulirnya Seri IV Bandung.
Seri III Solo berlangsung pada 8-16 Februari, sedangkan Seri IV Bandung pada 8-16 Maret 2014. ''Seluruh tim boleh melakukan trade . Bebas saja. Maksimal tiga pemain,'' kata Communications Senior Manager DBL Indonesia Yondang Tubangkit.
DBL sebelumnya mengirimkan daftar peringkat efisiensi performa pemain kepada seluruh tim. Nah, masing-masing tim hanya boleh mengunci ( lock ) tujuh pemain. Daftar peringkat tersebut menjadi acuan awal bagi 12 tim di NBL Indonesia untuk melihat penampilan pemainnya berdasar statistik.
Kondisi tersebut sangat menarik. Sebab, pemain-pemain populer seperti Oki Wira Sanjaya (Aspac Jakarta), Tony Agus, Wijaya Saputra (CLS Knights Surabaya), Amin Prihantono, dan Vamiga Michel (Satria Muda Britama Jakarta) tidak berada di posisi tujuh besar.
Manajer PJ Ronald Simanjuntak mengaku sudah mengadakan rapat dengan jajaran pelatih yang dipimpin Nathaniel Canson untuk membicarakan masalah trade tersebut.
Dia mengaku sudah mengantongi nama-nama pemain yang menjadi incaran. Namun, untuk detailnya, dia memilih merahasiakan. ''Kami baru saja meeting kemarin (6/2). Sudah ada nama yang dibidik. Tidak bisa kami katakan dulu,'' papar Ucok -panggilannya.
''Nanti kalau sudah ada pembicaraan sampai 50 persen saja, saya berjanji memberi tahu. Sekarang konsentrasi kami di seri III. Kami tidak bisa bicara trade . Nanti pemain kami tidak fokus,'' tegasnya. (nur/c5/ang)
Story Provided by Jawa Pos