SERBA BISA: Dalam kondisi fit Arki Dikania Wisnu akan sangat menyulitkan lawan-lawan Satria Muda. (Foto: Hendra Eka/Jawa Pos)
DALAM tiga musim, ada tiga tim yang berhasil mendominasi seri Solo di Sritex Arena. Mereka adalah Satria Muda Britama Jakarta, CLS Knights Surabaya, dan Aspac Jakarta. Menarik untuk dinanti siapa yang akan menjadi penguasa Solo pada seri III Speedy NBL Indonesia 2013-2014 yang dimulai besok.
---
HANYA berselang tidak lebih dari tiga pekan setelah seri II Jakarta, Speedy NBL Indonesia 2013-2014 seri III akan bergulir di Solo. Stritex Arena bakal menjadi tuan rumah rangkaian laga seru tim-tim terbaik Indonesia pada tanggal 8 hingga 16 Januari mendatang.
Seri itu sangat krusial untuk mulai meraba posisi akhir klasemen reguler. Sebab, setelah di Solo, semua tim sudah saling berhadapan. Itu berarti akan semakin terang gambaran delapan tim yang bakal lolos ke championship series di Jogjakarta pada 7-15 Juni.
Dalam tiga musim NBL sebelumnya, tiga tim bergantian menancapkan dominasinya di Sritex Arena. Pada musim pertama, Satria Muda (SM) Britama Jakarta menyapu bersih semua kemenangan. CLS Knights Surabaya ganti melakukan itu pada musim 2011-2012. Sedangkan musim lalu, Aspac Jakarta memenangi enam pertandingan.
Di antara tiga tim penguasa Solo itu, hanya CLS yang gagal menjadi kampiun pada akhir musim.
Jika dibandingkan dengan musim lalu, dominasi Aspac memang tereduksi. Aspac sudah kalah empat kali dalam 12 laga. Padahal, NBL baru menjalani dua seri. Bandingkan dengan SM dan Pelita Jaya Energi-MP Jakarta yang baru kandas sekali. Sementara itu, CLS hanya dua kali gagal mendulang poin sempurna.
Di seri II, SM secara gemilang bisa menyapu bersih pertandingan. Begitu juga halnya dengan CLS. Walaupun, Dwi Haryoko dkk tidak pernah sekali pun bertemu tim lima besar di Jakarta.
Pelatih Aspac Rastafari Horongbala mengatakan bahwa seri III sangat berat. Dua hari pembuka Aspac akan menjalani partai neraka melawan CLS dan PJ. Istirahat sehari, Aspac sudah dinanti kuda hitam Stadium Jakarta yang punya pelatih baru asal Filipina, Frankie Lim.
"Memang berat. Namun, mudah-mudahan anak-anak bisa mengatasi," ucap Coach Fari. "Saya melihat dalam latihan, mereka sudah bagus. Saya gembira karena mereka sudah tidak terlalu individual. Jadi sudah bisa bermain secara tim," imbuh pelatih kelahiran Manado, 16 Juni 1949, itu.
Secara khusus, Fari menyoroti performa rookie naturalisasi dari Filipina Ebrahim Enguio Lopez. Biboy -panggilan Ebrahim Enguio Lopez- sekarang semakin menyatu dengan pemain yang lain.
"Saya tahu di Jakarta dia ingin membuktikan diri bahwa dia mampu. Namun, saya katakan kepadanya bahwa team work adalah yang utama," tegasnya.
Sementara itu, di Solo, SM jauh lebih santai jika dibandingkan dengan Aspac. Mereka hanya akan menjalani satu partai berat, melawan CLS (15/2). Sisanya, SM di atas kertas bakal mampu menggulung Stadium, Satya Wacana Metro LBC Bandung, Pacific Caesar Surabaya, dan NSH GMC Jakarta.
Walau demikian, CLS adalah momok SM musim ini. Dwi Haryoko dkk adalah satu-satunya tim yang bisa menodai rekor SM. CLS membekap SM di seri I Malang dengan skor tipis 79-77.
Apakah SM akan mudah kembali sapu bersih di Solo? Cokorda Raka Satrya Wibawa, head coach SM, menggeleng.
"Ah, nggak juga. Semua tim bisa mengganjal kok . Tetapi, mudah-mudahan (bisa sapu bersih)," kata Wiwin -panggilannya. (nur/c4/ang)
Story Provided by Jawa Pos