MAKIN TAJAM: Bintang Pelita Jaya Dimas Aryo Dewanto (kiri) melewati Fandi Andika Ramadhani pada seri II. (Foto: Hendra Eka/Jawa Pos)
PENEGAKAN aturan dasar alias ground rules pada musim keempat Speedy NBL Indonesia sudah menampakkan hasil. Game menjadi lebih mengalir. Dampaknya, rata-rata jumlah skor pertandingan meningkat.
Sebelum preseason tournament di DBL Arena, 21-29 September 2013, PT DBL Indonesia selaku penyelenggara liga memang melakukan evaluasi menyeluruh. Mulai penyelenggaraan hingga pelaksanaan aturan.
Pada season ini NBL memang mengimplementasikan ground rules yang sangat tegas. Aturan-aturan ini mengacu pada standar FIBA. Memang, aturan ini tidak baru di Indonesia. Sebab, di level internasional, rule ini sudah ditegakkan.
Namun, pihak DBL Indonesia berusaha lebih tegas. Terutama dalam pemberian sanksi kepada pemain, staf pelatih, dan kepada klub yang melanggar aturan.
Ternyata di atas lapangan, dampak peraturan ini sudah terlihat hasilnya. Kecepatan pertandingan dan rata-rata total skor setiap laga mengalami peningkatan ketimbang musim 2012-2013.
Memang, hingga seri II, baru 62 pertandingan yang berjalan. Jumlah itu masih jauh daripada laga satu musim lalu yang mencapai 198 partai. Tetapi, jika dilihat dari statistik, ada perkembangan bagus yang menggembirakan.
Hingga Seri II Jakarta, rata-rata total skor mencapai 152,87 poin per game . Jumlah ini sangat jauh daripada dengan season lalu yang hanya menyentuh angka 130,29 poin per game . Pertandingan dengan skor besar berarti laga menjadikan lebih menarik.
Total attempt (percobaan tembakan) yang dilakukan setiap pertandingan juga melonjak. Dari 127,14 per game musim lalu menjadi 133,51 attempt per game . Rerata possession juga terkerek dari 155,33 per game ke 158,40 per game .
"Ini membuktikan bahwa game semakin cepat,'' ucap Puji Agus Santoso, events senior manager PT DBL Indonesia, kemarin (6/2). (nur/c2/ang)
Story Provided by Jawa Pos