DEMAM PANGGUNG: Timnas basket putra Indonesia sebelum pertandingan melawan Malaysia di ajang SEA Games Myanmar 2013, Minggu (8/12) (Foto: Path Simon Pasaribu)
SENYUM terpatri di wajah semua pemain timnas basket putri Indonesia. Kemarin (8/12) di Zayar Thiri Indoor Stadium Wulan Ayu Ningrum dkk menang telak 104-39 atas tim basket putri Myanmar. Sayangnya, hasil positif tim putri itu tak terjadi di sektor putra. Tim basket putra Indonesia dijinakkan Malaysia 53-61.
Bagi basket putri Merah Putih, kemenangan kemarin menjadi pembalasan setimpal bagi tim basket Myanmar. Dua tahun silam di Jakarta, pada pertandingan pembuka, Indonesia kalah 78-86 oleh Myanmar.
"Kalau membalas memang paling enak. Kita kesampaian melakukan itu kepada Myanmar. Tetapi, masih terlalu awal untuk berpuas diri. Masih ada tiga game lagi," kata pelatih timnas basket putri Raoul Miguel Hadinoto.
Ebos, sapaan Raoul Miguel Hadinoto, menginstruksi anak asuhnya langsung berlari cepat dalam membidik poin. Sejak kuarter pertama, Ebos langsung menerapkan penjagaan man to man satu lapangan.
Pilihan strategi tersebut memang menguras fisik Wulan Ayu Ningrum dkk. Namun, trauma dua tahun silam menjadi energi positif bagi Merah Putih. Sepanjang pertandingan, mereka tak memberikan ruang bagi lawan untuk menembak.
Statistik pertandingan mutlak dikuasai Indonesia. Akurasi tembakan tim putri Indonesia mencapai 44 persen. Tembakan tiga poin mencapai angka 42 persen. Dari 19 kali percobaan, delapan di antaranya masuk.
Manajer tim putri Hasan Gozali tertawa puas saat diwawancarai seusai pertandingan. "Ini baru sekali-kalinya tim putri Indonesia menang urusan rebound sama lawannya," ujar Hasan.
Di bawah ring Jacklien Ibo menjadi pemain paling dominan. Jacklin mengemas tujuh rebound. Disusul Hanum Fasya dengan enam rebound.
Di sisi lain, pelatih timnas putra Tjetjep Firmansyah menuturkan, Kelly Purwanto dkk demam panggung. Pada kuarter pertama dan kedua, anak asuhnya bermain buruk. Ius, sapaan Xaverius Prawiro, dan Adhi, sapaan Adhi Pratama, yang digadang-gadang menjadi mesin poin macet.
"Anak-anak telat panas. Di dua kuarter awal, Ius sama Adhi buntu. Baru di kuarter tiga dan empat mengejar. Kami tadi terlalu jauh tertinggal poin di dua kuarter pembuka," jelas Tjetjep. (dra/ren/c2/ham)
Story Provided by Jawa Pos