NEWS

ROLE MODEL: Ruthie Bolton mencontohkan push-up menggunakan dua bola kepada tim DBL All-Star di Horton Court, William Jessup University, Sacramento, Kamis waktu setempat (7/11) . (Foto: Hendra Eka/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 09/11/2013
Sekali Gagal, Semua Push-Up
Materi Latihan Berat DBL All-Star Bersama Peraih Emas Olimpiade

SACRAMENTO - Pengalaman tidak ternilai kembali menghampiri Developmental Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2013. Kamis lalu (7/11, Jumat kemarin WIB) para pemain dan pelatih SMA pilihan itu menerima curahan ilmu dari Ruthie Bolton, mantan pemain WNBA yang pernah dua kali meraih medali emas Olimpiade.

Bolton, 46, meraih emas pertamanya pada 1996 di Atlanta. Sedangkan emas keduanya diraih pada Olimpiade Sidney 2000.

Tidak seperti para pelatih lain yang umumnya memberikan materi ringan di awal, Ruthie langsung meminta para pemain DBL All-Star mempraktikkan five men weave drill. Pergerakan dinamis lima pemain yang saling mengoper bola itu langsung dijalankan dalam tempo tinggi.

Tidak cukup hanya menjalankan five men weave drill, Ruthie juga meminta para pemain menyelesaikan drill tersebut dengan tembakan layup dan juga penjagaan oleh dua orang pemain. Ruthie sempat menantang para pemain untuk mencetak sepuluh kali bola masuk berurutan selama dua menit. Jika ada bola yang tidak masuk, hitungan harus dimulai dari awal lagi.

Tantangan Bolton tidak mampu dilakukan dengan sempurna oleh para pemain DBL All-Star. Alhasil, Ruthie meminta semua pemain melakukan sepuluh kali push-up. Uniknya, Ruthie juga ikut melakukan push-up. Di usianya yang 46 tahun, Ruthie terlihat sangat-sangat bugar dan bertenaga. Dia bahkan masih mampu melakukan push-up di atas bola basket, yang sangat sulit ditiru oleh para pemain DBL All-Star.

''Alasan saya meminta kalian melakukan sepuluh kali layup berturut-turut adalah agar kalian semua berfokus terhadap permainan ini,'' ungkap Ruthie setelah menjalankan ''hukuman'' bersama.

''Sebab, kalau kalian tidak berfokus dan gagal memasukkan satu buah layup dalam pertandingan, itu bisa menjadi selisih kekalahan dalam pertandingan tersebut,'' tandasnya.

Setelah memberikan keterangan singkat setelah istirahat minum, Bolton meminta asistennya memberikan materi. Asisten itu bernama Lineni Noa Keil, seorang personal trainer profesional yang melatih pelajar hingga pemain WNBA dan NBA. Materi dari Noa Keil tidak kalah berat dan menantang jika dibandingkan dengan materi dari Bolton.

Noa Keil memberikan materi ball handling. Materi dasar-dasar ball handling yang diberikan terbilang tidak biasa. Dia mengombinasikan gerakan menggiring bola di antara dua kaki tanpa dan juga menggunakan dribble.

Sebelum dilakukan oleh para pemain DBL All-Star, Noa Keil mencontohkan drill-drill yang dia inginkan. Semua terlihat mudah. Tetapi, ketika para pemain DBL All-Star mempraktikkan itu, tidak ada satu pun yang mampu melakukannya sebaik sang pelatih.

''Kunci utama menjadi pemain bertahan serta ball handler yang baik ialah menjaga posisi tubuh untuk tetap rendah (stay low),'' jelas Noa Keil. ''Tetapi, ini tentu saja tidak mudah. Dibutuhkan kedisiplinan untuk mencapai itu semua. Anak-anak ini harus mulai membiasakan diri.''

Sulitnya materi yang diberikan diakui oleh para pemain DBL All-Star. Salah seorang di antara mereka, Shamgar Galed Laransedu, pemain asal SMA Trinitas Bandung. ''Materinya baru dan bagus. Saya belum pernah mendapatkan itu sebelumnya,'' ungkap Shamgar. ''Ketika kembali ke Bandung, saya akan mengajarkan materi ini kepada adik-adik kelas saya.''

Walau memberikan materi-materi yang terbilang sulit dan rumit, gaya Bolton yang kocak membuat para pemain terlihat selalu bersemangat. Tidak jarang, Bolton dan pemain saling berbagi tawa di sela latihan.

''Ini mungkin terasa berat bagi mereka. Tapi, percayalah, andai kita memiliki waktu yang lebih banyak lagi, saya dan Ruthie memiliki banyak drill yang jauh lebih berat daripada ini,'' canda Noa Keil.

Sesaat sebelum menutup masa latihan singkat hari itu, Bolton kembali memberikan beberapa kalimat yang sangat memotivasi. ''Sadarilah, untuk menjadi seorang pemain basket yang baik, semua dimulai dari sini,'' ujar Ruthie sambil menunjuk kepala sendiri. ''Kalian harus punya pola pikir dan attitude yang baik. Lalu, ditambah dengan etos kerja yang tinggi.''

''Jika kalian telah memiliki attitude yang baik dan etos kerja yang tinggi, prestasi akan menyusul,'' tutur Ruthie, kemudian mengeluarkan dua medali emas yang pernah dia raih di dua Olimpiade.

''Bagi saya, dua medali emas ini adalah buah yang sangat manis dari pohon attitude dan kerja keras yang saya jaga dan pupuk dengan baik,'' tambah Ruthie.

Setelah berlatih, Bolton bukanlah satu-satunya sosok yang diminta untuk foto bareng bersama para pemain. Dua medali emas Ruthie menjadi objek foto bareng yang laris dan dikenakan bergantian oleh para pemain DBL All-Star.

Ruthie Bolton hanya tersenyum menyaksikan medalinya digilir oleh para pemain DBL All-Star. ''Ini adalah pengalaman luar biasa bagi saya. Ini sangat luar biasa,'' ungkap Bolton, lantas tersenyum. (*)

Story Provided by Jawa Pos

Share this:
DBL Indonesia Jawa Pos li-ning Safe Care Prambors FM Info BDG Event Jakarta Sony Mainbasket Wing.Stop Mitra Net Indomaret Perbasi Indika FM IndiHome Honda Prospect Motor Tolak Angin Sido Muncul Markplus Hardrock FM OZ FM
 

National Basketball League Indonesia | Contact Us
Copyright © 2010 PT DBL Indonesia, All rights reserved.
Any commercial use or distribution without the express written consent of DBL Indonesia is strictly prohibited.