SEJAK pertama diselenggarakan pada 2009, tidak sekali pun tim putra Development Basketball League (DBL) Indonesia All-Star bisa mengalahkan Gold Coast Junior Allstars. Sore nanti (1/11), saat keduanya kembali bertemu dalam DBL International Challenge 2013 di Sritex Arena, Solo, DBL All-Star bertekad membukukan kemenangan perdana.
Persiapan maksimal sudah dilakukan DBL All-Star untuk menghadapi partai bergengsi itu. Sejak 22 Oktober lalu Rovaldo Tandra Pangesthio dkk berada di Solo untuk menjalani latihan sekaligus rangkaian uji coba.
Dua di antara empat uji coba berakhir dengan kemenangan DBL All-Star. Dua kekalahan tim yang diperkuat pemain pilihan dari segenap penjuru tanah air tersebut dialami saat melawan Satya Wacana Metro LBC Bandung.
Pelatih putra DBL All-Star Jap Ricky Lesmana menyatakan, kekalahan dari Satya Wacana memberikan banyak pelajaran. Sebagai catatan, Satya Wacana adalah tim profesional yang berlaga di kasta tertinggi basket tanah air Speedy NBL Indonesia.
'Bertanding melawan tim yang memiliki level lebih tinggi dari kami mengajarkan banyak hal. Selain menambah pengalaman, kami mendapat pengetahuan tentang permainan tim yang sangat berharga bagi kami,' jelas Ricky yang berasal dari SMA Bukit Sion Jakarta.
Dia kian optimistis setelah melihat rekaman pertandingan Gold Coast melawan tim PON Jatim pada 28 Oktober lalu. 'Saya sudah mempelajari strategi Gold Coast dari rekaman tersebut. Para pemain pun saya ajak untuk melihat permainan lawan di video itu,' paparnya.
Keyakinan Ricky tersebut, salah satunya, didasari postur pemain yang jangkung. Dalam pertemuan melawan Gold Coast sebelumnya, postur selalu menjadi handicap.
Kini DBL All-Star memiliki cukup banyak pemain menjulang. Antara lain, Adhitya Kusuma (193 cm), Samuel Evan Hardy (189 cm), Marvanico Tjokrosoeharto (188 cm), Ervin Maulana (190 cm), Gabriel Jorge Josua Senduk (190 cm), dan Rivaldo Tandra (189 cm).
Rivaldo yang tahun lalu juga membela DBL All-Star melawan Gold Coast tidak kalah yakin dengan peluang timnya. 'Meski mereka unggul postur dan stamina, kami masih memiliki peluang menang. Sebab, skill kami dengan mereka tidak jauh berbeda,' tegas pemain asal SMA Santu Petrus Pontianak tersebut.
Sementara itu, pelatih tim putra Gold Coast Pero Cameron menyatakan tak gentar. Dia yakin bisa mengikuti jejak tim putri Gold Coast yang mengalahkan DBL All-Star pada Rabu (30/10). Kemenangan itu, meski harus digapai melalui babak overtime, ikut meningkatkan kepercayaan diri pemain tim putra.
"Kami memiliki pemain yang luar biasa. Mereka tangguh dan disiplin saat menyerang maupun bertahan," tegas pelatih asal Selandia Baru itu. (has/c5/ang)
Story Provided by Jawa Pos