APRESIASI: Direktur PT DBL Indonesia Azrul Ananda menerima penghargaan Most Creative Companies 2015 didampingi Wapemred SWA Sujatmaka (kiri), Wakil Pemimpin Usaha SWA Zetta Sarasvati (dua dari kanan), dan Direktur Eksekutif PPM Martinus S. Rusli di Jakarta kemarin. (Foto: FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS)
PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia menjadi satu-satunya perusahaan olahraga yang masuk 25 Perusahaan Paling Kreatif (Most Creative Company) Indonesia 2015 versi majalah SWA. DBL dianggap memiliki segudang ide untuk membuat anak muda menjadi tertarik basket.
"Sebelumnya kita melakukan studi untuk mencari perusahaan-perusahaan yang kreatif untuk memperbaiki kinerja bisnisnya. Awalnya kita pilih 100 perusahaan, kemudian kita seleksi lagi menjadi hanya 25," jelas Pemimpin Redaksi Majalah SWA Kemal Effendi Gani di sela-sela penganugerahaan Indonesia Most Creative Companies 2015 di Hotel Shangri-La kemarin (19/3).
Menurut Kemal, pengumpulan data dilakukan sejak akhir tahun lalu, kemudian mulai diseleksi pada Januari 2015.
Pihaknya tidak membatasi sektor usaha yang masuk seleksi itu. "Kita hanya lihat perusahaan itu harus kreatif. Dan yang lebih penting lagi, bisa menggoyang industrinya. Jadi, kreativitas itu hasilnya bukan hanya untuk perusahaan, tapi juga industri terkait," katanya.
Dalam sebuah perusahaan, lanjut Kemal, faktor kreativitas penting untuk dikembangkan, baik dari sisi proses bisnis maupun produknya. "Kreativitas itu harus mampu menggoyang industrinya. Kalau olahraga, dia bisa hidupkan dunia olahraga. Kalau restoran, dia bisa buat industri restoran lebih bergairah," terangnya.
DBL Indonesia, menurut Kemal, layak menjadi pemenang Most Creative Company 2015. Pasalnya, tim DBL Indonesia telah mampu menghidupkan olahraga basket di tanah air. "Mas Azrul dan timnya telah membuat berbagai aktivitas, liga, kompetisi, event, dan mendatangkan atlet basket terkenal ke Indonesia. Sekarang banyak anak muda yang tertarik basket," tuturnya.
DBL Indonesia telah terbukti mampu menularkan virus basket ke kalangan anak muda Indonesia. Hasilnya, bukan hanya bisnis DBL yang moncer, tapi industri basket di tanah air menjadi bangkit. "Yang penting itu, kita melihat ada sustainable dan kerja yang sistematis. Sebelum ada DBL, mungkin sudah ada kompetisi, tapi yang secara masif dan berkesinambungan baru eranya Mas Azrul," ungkapnya.
Direktur DBL Indonesia Azrul Ananda menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada majalah SWA atas penghargaan itu. Dia mengaku bangga karena awalnya DBL hanya perusahaan kecil dengan enam karyawan. "Dulu visi utama DBL hanya menyelenggarakan kompetisi yang baik untuk anak muda dan mengajarkan profesionalisme kepada anak-anak muda sejak kecil," ujarnya.
Namun, sekarang DBL telah berkembang menjadi perusahaan yang cukup besar dengan 120 karyawan. Bahkan, DBL disejajarkan dengan perusahaan besar seperti Astra Daihatsu Motor (ADM), Gajah Tunggal, Kinocare, JNE, dan Sekar Laut yang juga memenangi penghargaan 25 Perusahaan Paling Kreatif Indonesia. "Kalau kita lihat, perusahaan lain levelnya serius, kita perusahaan iseng," katanya.
Namun, Azrul menyatakan, apa pun yang dikerjakan dengan niat yang tulus dan serius pasti hasilnya baik. Kesuksesan DBL juga didukung suasana kerja yang selalu terbuka sehingga semua orang bisa berkontribusi. Dia mengungkapkan, hasil yang diperoleh DBL Indonesia saat ini masih bisa terus ditingkatkan di masa mendatang. "Sekarang ini baru 20 persen dari potensi DBL. Jadi, masih banyak yang harus dikerjakan," jelasnya. (wir/c10/kim)
Story Provided by Jawa Pos