BIMASAKTI Nikko Steel Malang tengah berbenah. Mereka tampil buruk dalam lima seri pertama regular season IndiHome NBL Indonesia 2014-2015. Tim asal Kota Apel itu terpuruk di posisi ketiga dari bawah dengan empat kemenangan dalam 16 game.

Selain performa mereka labil, Bimasakti kurang impresif dalam meraih rebound. Di setiap seri, mereka rata-rata hanya mencatatkan 90-an rebound. Tetapi, mereka improve pada seri V di Batam dengan mencetak 112 rebound.

''Musim ini kami memang belum terlalu baik di bawah ring. Pemain muda kami masih labil. Tetapi, perlahan-lahan mereka berkembang,'' kata Yanuar Dwi Priasmoro, kapten Bimasakti, kepada Jawa Pos.

Kemenangan atas Satya Wacana ACA LBC Salatiga pada 8 Februari lalu di Batam membuat mental tan­ding tim asuhan Oei Akiat itu terangkat. Mereka menyamakan head-to-head atas Satya Wacana menjadi 1-1. Namun, Akiat belum puas dengan performa pemainnya saat menang 72-56 itu.

''Fisik pemain masih cepat terkuras dalam sebuah pertandingan. Mereka harus segera menemukan kerja sama yang lebih baik untuk menghemat energi. Ini juga merupakan evaluasi atas game-game sebelumnya bahwa kami sering kehabisan tenaga di kuarter terakhir,'' terangnya.

Menjelang seri VI di Solo pada 25 Februari hingga 1 Maret, Bimasakti punya misi bangkit. Tentu tidak akan mudah. Selain karena cederanya Barra Sugianto dan Made Indra Novrihadi, lawan yang akan dihadapi pun tidak mudah. Bimasakti akan menghadapi Garuda Kukar Bandung (25/2), Pelita Jaya Energi MP Jakarta (26/2), NSH GMC GSBC Jakarta (28/2), dan Stadium Jakarta (1/3).

Di antara empat tim tersebut, hanya NSH yang berada di bawah Bimasakti. Meski begitu, Bimasakti berani mematok target tiga kemenangan di seri VI. ''Kalau ingin lolos ke championship series, kami harus merebut tiga kemenangan. Melawan Garuda, kami harus mampu memanfaatkan kondisi mereka yang tengah terpuruk,'' terang Yanuar. (rif/c4/ham)

Story Provided by Jawa Pos