BELUM HABIS: Deny Sartika (kiri) memutus- kan kem- bali membela Bimasakti setelah pen- siun selama satu musim. Tahap beri- kutnya men- jadi asisten pelatih. (Foto: Boy Slamet / Jawa Pos)
Come back ke lapangan setelah pensiun atau cuti panjang menjadi keputusan yang penting buat para pemain. Terutama yang punya nama besar. Apakah bisa kembali bersinar atau malah tenggelam. Bagaimana Deny Sartika dan Elia Prana Bukit mengatasinya?
I'IED RIFADIN-BAGUS DIMAS, Badung
---
DENY Sartika adalah nama besar bagi Bimasakti Nikko Steel Malang. Kesetiaannya berkarir di tim itu selama 12 tahun diganjar penghargaan Lifetime Achievement Award oleh Bimasakti pada 2013. Keputusan point guard 34 tahun tersebut untuk tidak memperpanjang kontrak musim lalu sempat disesalkan manajemen Bimasakti. Namun, apa yang menjadi alasan sehingga dia mau kembali mendribel bola di Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia musim ini?
"Ini semua demi keluarga saya. Sejak absen dari NBL, saya sudah sepuluh bulan berada di Lombok buat melatih klub basket dan sebuah SMP swasta. Tiba-tiba kakak saya di Blitar sakit dan saya harus berada di dekatnya," tutur Deny.
Pucuk dicinta ulam tiba, sepulang ke kampung halaman di Blitar, Deny mengajukan diri untuk bisa menjadi asisten pelatih di klub yang telah membesarkan namanya. Bimasakti pun langsung menyambut baik keinginan Deny itu. Tetapi, klub tersebut memiliki permintaan tambahan, yakni membantu bermain di dalam skuad terlebih dahulu musim ini sebelum benar-benar menjadi asisten pelatih.
"Rencananya sih, tiga tahun main dulu. Tetapi, nggak tahu masih kuat apa nggak," jelas peraih gelar top assist musim 2011-2012 itu sambil tersenyum.
Permainan Deny sendiri tergolong masih oke di Preseason Tournament Mangupura Cup 2014. Di lima laga yang dijalani bersama Bimasakti, dia masih mampu mengemas 18 assist. Deny membuktikan bahwa insting bermainnya belum habis. Masih tajam dan layak bersaing dengan deretan pengatur serangan lain. Selain 18 assist, dia juga membukukan 7 poin, 10 steal, dan 23 rebound. Bukan hal yang buruk bagi seorang pemain yang baru saja menepi selama 17 bulan.
Oei Akiat, pelatih Bimasakti, menuturkan bahwa timnya memang masih membutuhkan seorang figur senior seperti Deny. "Tentu saya senang dengan hadirnya dia kembali di tim ini. Siapa pun yang datang dan membuat tim ini lebih kuat, saya akan sangat senang," jelasnya.
Beda Deny, beda pula Bukit. Mantan pemain Hangtuah Sumsel IM itu juga sudah setahun absen dari kompetisi basket kancah tertinggi tanah air. Tahun lalu dia absen lantaran ingin berfokus menyelesaikan studi yang sudah 14 semester di Universitas Setia Budi Mandiri, Medan.
Setelah berhasil meraih titel sarjana hukum, center 29 tahun itu pun tertarik untuk kembali ke NBL. Apalagi, dia mendapatkan tawaran dari klub Satya Wacana ACA LBC Salatiga.
Saat ini dia masih merasa bahwa kebugaran fisik dan feeling bermainnya belum kembali secara optimal. (*/c11/ham)
Story Provided by Jawa Pos