TANTANGAN: Guard Garuda Kukar Diftha Pratama berselebrasi ketika melawan NSH kemarin. (Farid Fandi / Jawa Pos)
MUSIM lalu GOR Bimasakti Malang menjadi tuan rumah untuk Seri I Speedy NBL Indonesia. Ketika itu game terakhir mempertemukan Garuda Kukar Bandung dengan M88 Aspac Jakarta. Hasilnya, secara mengejutkan Garuda menang 58-51.
Itu menjadi satu-satunya kekalahan Aspac oleh Garuda dari tiga pertandingan musim lalu. Sayang, bagi Garuda, hasil tersebut akan sulit terulang pada big match malam nanti. Penyebabnya bukan skill pemain ataupun roster, melainkan kondisi pemain Aspac yang lebih fresh.
Saat Garuda berjibaku dengan NSH GMC GSBC Jakarta kemarin, Aspac beristirahat. Meski begitu, pelatih Aspac Rastafari Horongbala tetap mewaspadai kekuatan Garuda. Alasannya, pelatih Garuda adalah Tjetjep Firmansyah.
Lagi pula, Garuda bagus dalam rotasi pemain. Selain itu, performa mereka terus meningkat. Seluruh pemain Garuda terlihat memiliki kontribusi yang cukup merata dan tidak bergantung kepada starter. "Saat ini Rizal (Falconi) sering main. Itu yang harus kami pikirkan. Harus ada pemain yang bisa menjaganya. Apalagi kalau Garuda memainkan Rizal, Galank (Gunawan), dan Fadlan bersamaan. Jadi, size mereka akan berbahaya," ujar coach Fari, sapaan Rastafari.
Bagi Garuda, itu adalah tantangan. Sebab, mereka belum pernah mengalahkan tim elite. Dari tiga game melawan tim elite, mereka selalu takluk. Mereka kalah oleh Satria Muda Britama, CLS Knights Surabaya, dan Pelita Jaya Energi MP Jakarta. (mid/rif/c11/ham)
Story Provided by Jawa Pos