JADI TEMAN: Ngurah Teguh (kanan) ketika membela Hangtuah dikawal Ruslan dari Stadium musim lalu. (Foto: Hendra Eka/Jawa Pos)
Stadium Jakarta cukup serius dalam berbenah menjelang musim baru NBL Indonesia 2014-2015. Setelah menggaet Wijaya Saputra dan Bayu Anggara, mereka kini mendatangkan I Gusti Ngurah Teguh Putra Negara dari Hangtuah Sumsel IM.
''Resmi bergabungnya tiga hari lalu. Teguh kami kontrak dengan durasi tiga tahun,'' ujar Gagan Rachmat, manajer Stadium Jakarta, kemarin (7/9). ''Prosesnya juga tidak ada masalah. Semua sudah sesuai harapan,'' lanjut dia.
Kedatangan Teguh itu mengisi pos yang ditinggalkan Yan Stiven Pattikawa, yang pindah ke Hangtuah. Rencananya, dia juga dijajal untuk bermain sebagai big man meski posisi aslinya forward dan tingginya ''hanya'' 189 cm.
Saat ini Stadium hanya memiliki dua center, yakni Ruslan dan Valentino Wuwungan. ''Kami kekurangan big man. Harapannya, Teguh bisa menjadi opsi cadangan di posisi itu,'' kata Gagan.
Hadirnya pemain kelahiran Denpasar, 16 Januari 1988, itu pun direspons positif oleh pelatih Stadium Tri Adnyanaadi Lokatanaya. Apalagi, pada bursa transfer, Stadium selalu kalah bersaing dengan tim papan atas untuk mendapatkan pemain incarannya. Beberapa pemain incaran Stadium, misalnya Adhi Pratama dan Kristian Liem, lebih memilih bergabung Pelita Jaya Energi MP Jakarta dan Aspac Jakarta.
Karena itu, Coach Tri sangat menyambut baik langkah manajemen mendatangkan Teguh tersebut. Menurut dia, selain Teguh memiliki kemampuan defense yang baik, soal menjadi big man, Stadium masih mengandalkan Ruslan dan Valentino. ''Selain memiliki blok yang baik, dia (Teguh, Red) memiliki semangat dan daya juang yang tinggi,'' terang Coach Tri.
Teguh memang dikenal memiliki blok yang dahsyat. Bahkan, pemain berusia 26 tahun itu pernah menyabet gelar sebagai top block NBL Indonesia pada 2010-2011. Musim lalu statistiknya juga tidak kalah mentereng. Total, Teguh membukukan 43 blok dengan rata-rata 1,34 blok per game dari 32 pertandingan pada regular season. (mid/c4/ham)
Story Provided by Jawa Pos