TEKA-teki ke mana Wijaya Saputra akan bermain akhirnya terjawab. Wijin -panggilan Wijaya- dibeli Stadium Jakarta setelah dilepas CLS Knights Surabaya.

Juli lalu CLS memang melakukan perombakan besar-besaran setelah gagal mencapai semifinal Championship Series 2014 di Jogjakarta. Manajemen memutuskan melepas enam pemain. Mereka adalah point guard Agung Sunarko, shooting guard Jeffry Bong, shooting guard Andrie Ekayana, center Dian Heryadi, forward Tony Agus, dan guard Wijaya Saputra.

Asun -panggilan Agung Sunarko-, Jeffry, dan Tony memutuskan pensiun. Sementara itu, Dian menerima pinangan Pacific Caesar Surabaya.

Ekayana, kabarnya, mendapat tawaran dari dua tim; Hangtuah Sumsel IM dan klub profesional pertamanya, Bimasakti Nikko Steel Malang. Tetapi, Yayan -panggilannya- belum memberikan jawaban.

Kontrak Wijaya sejatinya masih menyisakan satu tahun bersama CLS. Tetapi, kabarnya, head coach CLS asal Korea Selatan Kim Dong-won sudah tidak menghendaki kehadiran pemain kelahiran Jakarta, 25 Januari 1985, tersebut.

Sebelum kedatangan Mr Kim, Wijaya sering menjadi starter. Namun, ketika Mr Kim datang, dia jarang bermain. Minute play-nya juga terbatas. Wijaya hanya turun 20 kali. Perinciannya, 19 kali bermain pada musim reguler dan sekali di championship series. Padahal, pada season 2012-2013, Wijaya total bermain 35 kali.

Kedatangan bintang Bimasakti Bima Riski Ardiansyah dan pemain tim nasional SEA Games 2013 Kaleb Ramot Gemilang dari Satya Wacana Metro LBC Bandung membuat posisi Wijaya terjepit. Apalagi, posisi Bima dan Kaleb hampir sama dengan pemain 184 cm tersebut.

''Berat pastinya (meninggalkan Surabaya, Red). Saya tujuh tahun di sana. Feels like my second home. Dan gue udah betah banget di Surabaya,'' kata Wijaya kemarin.

''Stadium sebagai tim, mereka kompak. Mereka komplet. Namun, gue butuh penyesuaian pastinya. Apalagi, gue juga baru berlatih hari ini (kemarin, Red). Jadi, nggak terlalu banyak yang gue rasain di lapangan,'' imbuhnya. (nur/c4/ham)

Story Provided by Jawa Pos