BABAK PUNCAK: Commissioner NBL Indonesia Azrul Ananda (pegang mik) bersama GM Witel Jakarta Barat PT Telkom Indonesia Dwi Pratomo Juniarto (lima dari kiri) dan para bintang NBL Indonesia saat konferensi pers menjelang championship series di Hall Basket Senayan, Jakarta, Sabtu (2/5). (Foto: Raka Denny/Jawa Pos)
PESTA terbesar liga basket kasta tertinggi tanah air dimulai. Delapan tim basket terbaik tanah air akan bertarung dalam Championship Series IndiHome National Basketball League (NBL) Indonesia 2015 di Hall Basket Senayan hari ini (2/5).
Ini kali pertama playoff berlangsung di Jakarta. Selama empat musim sebelumnya, sekali playoff di Surabaya dan tiga kali di Jogjakarta. Para pencinta basket ibu kota akan dimanjakan dengan sejumlah game dahsyat selama sembilan hari dalam championship series yang menggunakan sistem double elimination
"Yang spesial bukan championship series saja. Tetapi, proses menuju championship series itu yang menurut saya lebih spesial. Sebab, kami memang memimpikan liga yang sangat kompetitif dan itu tidak bisa dilakukan secara instan. Itu harus dilakukan secara alami melalui kompetisi dengan aturan yang fair dan sebaik mungkin. Sehingga menghasilkan kompetisi yang baik dan itulah yang terjadi sekarang," ujar Azrul Ananda, commissioner NBL Indonesia sekaligus direktur PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia, dalam konferensi pers di Hall Basket Senayan kemarin (1/5).
Ada empat laga yang tersaji pada hari perdana mulai sore nanti. Pertandingan pertama mempertemukan CLS Knights Surabaya versus JNE BSC Bandung Utama, lalu dilanjutkan dengan game Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta melawan Hangtuah Sumsel IM serta Satria Muda Britama Jakarta melawan Stadium Jakarta. Adapun big match akan tersaji antara M88 Aspac Jakarta kontra Garuda Kukar Bandung. Selain itu, pada 10 Mei mendatang diketahui siapa yang menjadi terbaik dan berhak mengangkat tinggi trofi juara.
Championship series tahun ini semakin spesial karena telah menjadi tahun kelima sekaligus tahun terakhir bagi PT DBL Indonesia mengelola liga basket kasta tertinggi di tanah air. Selama lima musim di tangan PT DBL Indonesia, liga yang sempat kolaps perlahan mulai bangkit, berkembang pesat, dan tumbuh menjadi kompetisi yang sehat. Selain itu, pertandingan-pertandingan superseru mampu menarik animo pencinta basket yang sempat sepi menjadi semakin riuh.
Namun, kemarin Azrul mengungkapkan bahwa kontrak penyelenggaraan dengan PP Perbasi untuk menggulirkan NBL Indonesia telah berakhir pada Mei 2015. Setelah melalui rapat dengan dewan komisaris, musim ini akan menjadi tahun terakhir PT DBL Indonesia untuk mengelola liga.
"Kalau bisa flash back pada 2010, kami tidak ada bayangan untuk liga profesional di Indonesia. Sebab, kami hanya mengelola liga SMA dan SMP. Kami dimintai tolong untuk membantu dan mengambil alih karena liga sebelumnya kolaps," ujar Azrul.
"Saya waktu itu bilang, dalam lima tahun itu kita tidak boleh mengulangi cacat atau kesalahan yang dianggap menjadikan liga sebelumnya tidak bagus. Pada akhirnya kami bersyukur, setelah lima tahun kami bisa berhasil mengelola liga ini dengan baik."
"Kami mengucapkan terima kasih karena telah diberi kepercayaan dan mohon maaf apabila di akhir ini ada kekurangan atau hal-hal yang membuat tidak nyaman tim-tim peserta. Kontrak kami telah berakhir dan kami akan mengembalikan liga ini kepada klub-klub peserta NBL Indonesia. Bahkan, liga ini ada di tangan dewan komisaris dan kami kembalikan ke tangan dewan komisaris," imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Azrul juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut mendukung berkembangnya liga, bukan hanya dari klub, tapi juga sponsor dan kalangan media.
"Saya yakin fase berikutnya akan lebih baik dan ini adalah championship series terakhir di tangan PT DBL Indonesia," jelasnya. (mid/c11/ham)
Story Provided by Jawa Pos