Valentino Wuwungan (Stadium) berusaha melepaskan tembakan menembus pertahanan Airlangga Sabara dari Hangtuah dalam laga, Minggu (12/4). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
STADIUM Jakarta dan Hangtuah Sumsel IM secara tradisi disebut dua tim kuda hitam sejak musim perdana IndiHome NBL Indonesia 2014-2015. Pada hari terakhir musim reguler kemarin, dua tim memperebutkan gengsi dan status tersebut dalam lanjutan seri X di DBL Arena Surabaya.
Di klasemen akhir, Stadium memang berada di posisi kedelapan, satu tingkat di bawah Hangtuah. Namun, status kuda hitam masih menjadi milik Ruslan dkk via kemenangan 71-66.
Walau sudah tidak menentukan, laga kemarin masih memiliki nilai gengsi. Satu victory membuat Stadium akhirnya memenangi head-to-head 2-1 atas seterunya tersebut.
Head coach Stadium Andre Yuwadi mengatakan bahwa kemenangan tersebut cukup penting. Bukan pada hasilnya, tetapi menjadi modal yang sangat positif menjelang championship series di Jakarta Mei mendatang. Mental pemain menjadi terangkat.
''Tetapi, saya harap tidak hanya game tadi malam yang punya gengsi. Melawan siapa pun sebetulnya juga harus bergengsi,'' kata Andre.
Pada laga kemarin, akurasi tembakan tiga angka menjadi salah satu kunci kemenangan Stadium. Persentase tembakan three point Wijaya Saputra menyentuh angka 43,5 persen (10-23). Wijaya dan center Ruslan menjadi dua mesin poin Stadium dengan sama-sama menorehkan 16 angka.
Sementara itu, head coach Hangtuah Tondi Raja Syailendra menilai, kekalahan itu terjadi karena beberapa pemainnya sudah tidak memiliki motivasi untuk bangkit. Alhasil, mereka bermain begitu buruk.
''Selain itu, tembakan tiga angka lawan sedang bagus, sedangkan akurasi kami jelek. Hanya Tri (Tri Wilopo), Suhandy, dan Yayan (Andrie Ekayana) yang bagus,'' keluhnya
Pada pertandingan yang lain, M88 Aspac Jakarta menutup musim reguler dengan kemenangan 79-59 atas Bimasakti Nikko Steel Malang. (mid/irr/c4/nur)
Story Provided by Jawa Pos