ADU TANGGUH: Big man Aspac Fidyan Dini (tengah) berebut bola dengan Fandi Andika Ramadhani (kanan) dan Rizky Effendi dalam latihan di GOR Bimasakti. (Foto: Farid Fandi / Jawa Pos)
TRADISI biasanya sukar diubah. Tampaknya, itu juga yang akan kembali dialami CLS Knights Surabaya ketika melawan M88 Aspac Jakarta pada big match hari pertama seri III Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia malam ini di GOR Bimasakti, Malang.
Selama ini CLS begitu sulit melepaskan diri dari dominasi Aspac kala keduanya bersua. Dari 18 game, hanya enam yang bisa dimenangi CLS. Bahkan, dalam lima pertandingan terakhir, Aspac selalu bisa menundukkan CLS.
Musim lalu, selama regular season, tiga kali Aspac menang. Lalu, pada Preseason Tournament Mangupura Cup 2014, dua kali Aspac menang. Itu terjadi di fase grup dan final. Dengan situasinya seperti itu, tampaknya tradisi dominasi Aspac bisa dilanggengkan.
Apabila tidak ada perubahan mendasar yang dilakukan CLS, laga malam ini bisa menjadi ulangan dari final preseason tournament. Saat itu, Aspac berhasil menang dengan skor telak 80-66 (13/10) dan merengkuh titel preseason kali pertama.
Sudah lama CLS sulit menang atas tim asuhan Rastafari Horongbala itu. Pertemuan terakhir terjadi pada semifinal preseason tournament edisi 2013 bahwa CLS unggul 63-60.
Masalahnya, Aspac ngebet mendapatkan kemenangan kali ini. Sebab, mereka membutuhkan suntikan motivasi sebelum menjalani big match lainnya pada seri Malang. Setelah melawan CLS, mereka akan menghadapi Garuda Kukar Bandung (17/1) dan Pelita Jaya (PJ) Energi MP Jakarta (18/1). Satu-satunya lawan mudah adalah Satya Wacana ACA LBC Salatiga (15/1).
Karena sama-sama memiliki gaya bermain yang mengandalkan akurasi tembakan para shooter sebagai senjata utama offense, Coach Fari -sapaan Rastafari- bakal membuat para shooter CLS tidak bergerak bebas melepas tembakan tiga angka.
''Memanfaatkan big man itu pasti. Tetapi, di antara mereka sekarang ada Dwi (Dwi Haryoko, Red). Itu berbeda dengan preseason lalu. Beberapa kali Dwi dan Herman ketika bermain bersama juga bahaya. Febri (Rachmad Febri Utomo, Red) juga sedang bagus-bagusnya sekarang,'' jelas Coach Fari.
Yang tidak bisa diremehkan adalah faktor kehadiran Wahyu Widayat Jati sebagai asisten baru CLS. Kehadiran Cacing -sapaan Wahyu- bakal memberikan dampak. Kebetulan, Cacing memahami gaya main Aspac karena pernah memperkuat tim itu dua musim.
Di sisi lain, pelatih CLS Kim Dong-won merendah dan mengatakan bahwa Aspac tim yang sulit dikalahkan. Rekor musim lalu menjadi bukti sahih. ''Tapi, yang penting anak-anak harus fokus buat besok (hari ini, Red). Untuk hasil, kita lihat saja di lapangan,'' ujar Mr Kim.
Senada dengan Mr Kim, Febri mengatakan bahwa yang terpenting bagi timnya saat ini adalah fokus untuk pembenahan, khususnya di defense dan rebound. Sebab, itu adalah masalah CLS ketika bertemu Aspac.
''Selain itu, jangan sampai kecolongan di fast break saja. Soalnya, cara main Aspac juga sama-sama cepat. Selain itu, kami harus bisa menjaga konsistensi ketika bermain 40 menit,'' tandas Febri. (mid/rif/c4/ham)
Aspac Masih Lebih Unggul
BENTROKAN antara M88 Aspac Jakarta versus CLS Knights Surabaya sudah dua kali terjadi musim ini. Semua berlangsung di Preseason Tournament Mangupura Cup 2014 dan Aspac selalu menang. Salah satunya, di final preseason. Pelajaran apa yang bisa diambil dari game terakhir mereka?
Akurasi Jadi Kunci
Aspac dan CLS mengandalkan permainan cepat dan akurasi tembakan. Hasilnya, yang punya tembakan lebih baik memenangi laga. Dalam bentrokan terakhir, Aspac lebih akurat. Baik dari persentase field goal, three point, maupun free throw.
Opsi Scorer Aspac Lebih Banyak
Pada final preseason di Badung, Bali, opsi scorer Aspac lebih banyak. Terdapat lima pemain yang berhasil mencetak double digit point. Sedangkan CLS hanya dua pemain yang berhasil mengemas double digit point.
Pencetak Angka Aspac saat Melawan CLS
Xaverius Prawiro 21 poin
Kristian Liem 12 poin
Andakara Prastawa 11 poin
Ebrahim Enguio 11 poin
Rizky Effendi 11 poin
Pencetak Angka CLS saat Melawan Aspac
AA Ngurah Wisnu 19 poin
Herman 13 poin
Rachmad Febri Utomo 9 poin
Sandy Febiansyakh 6 poin
Dimaz Muharri 4 poin
Xaverius Mesin Poin Aspac
Ius -sapaan Xaverius- masih menjadi salah seorang mesin poin Aspac. Dalam tujuh game terakhir, dia menjadi pemain tersubur dengan mencatatkan 100 poin. Membatasi pergerakan Ius akan mengurangi kekuatan offense Aspac.
Percaya kepada Ngurah Wisnu
Musim ini Wisnu banyak diberi kesempatan menjadi starter jika dibandingkan dengan Mario Wuysang di CLS. Penampilannya juga semakin baik. Saat ini dia berada di posisi ketiga top scorer tim dengan mencatatkan 62 poin dari tujuh game. Apabila tampil baik, dia bisa menjadi pembeda bagi tim asuhan Kim Dong-won tersebut.
Double Big Man
Rebound masih menjadi kelemahan CLS. Mr Kim bisa menggunakan opsi dengan memainkan dua big man, misalnya Herman dan Dwi Haryoko, untuk meredam agresivitas rebound lawan. Itulah yang dilakukan Mr Kim dalam beberapa game terakhir.
Total Head-to-Head
Main: 18
Aspac Menang: 12
CLS Menang: 6
Lima Bentrokan Terakhir
Aspac v CLS Seri III 2013-2014 77-49
Aspac v CLS Seri V 2013-2014 68-67
Aspac v CLS Seri VI 2013-2014 53-51
Aspac v CLS Preseason 2014 81-75
Aspac v CLS Final preseason 2014 80-66
Story Provided by Jawa Pos