KUNCI PERMAINAN: Center Satria Muda Britama Jakarta Rony Gunawan adalah salah satu pemain yang harus diwaspadai M88 Aspac Jakarta dalam laga nanti malam. (Foto: Wahyudin / Jawa Pos)
HANYA dua tim yang pernah menjuarai Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia. Mereka adalah Satria Muda (SM) Britama Jakarta dan M88 Aspac Jakarta. Itu semakin lengkap lantaran kedua tim pernah menjuarai preseason tournament, meski hanya sekali.
Prestasi tersebut membuat mereka tidak terbantahkan lagi pantas disebut sebagai tim paling sukses di NBL. Karena itu, bentrokan kedua tim selalu menjadi duel klasik. Apalagi, malam ini mereka bertarung di Hall Basket Senayan, Jakarta.
Itulah big match paling utama pada seri pembuka Speedy NBL Indonesia 2014-2015. Bicara tradisi pertemuan kedua tim, SM jauh lebih unggul. Mereka menang 14 kali dalam 20 pertemuan sejak NBL mulai digelar pada 2010-2011.
Apalagi, kalau bersua di Jakarta, SM sangat dominan. Tercatat, dalam lima pertarungan kedua tim di ibu kota, SM selalu menang. Rekor performa SM di Jakarta juga dahsyat. Mereka pernah mencatat clean sheet alias sapu bersih dalam empat seri di Jakarta. Tak heran, mereka layak disebut ''raja ibu kota''. Namun, perlu diingat, dalam pertandingan terakhir kedua tim musim lalu di final championship series, SM kalah telak oleh Aspac 67-83.
Aspac juga punya modal lebih baik sebelum seri pembuka. Mereka menjuarai Preseason Tournament Mangupura Cup 2014. Selain itu, pada seri pertama ini, sudah dua tim yang mereka libas. Yakni, Bimasakti Nikko Steel Malang dengan skor 69-32 (3/12) dan Hangtuah Sumsel IM 72-66 (4/12).
Lagi pula, mayoritas pemain yang ada saat ini adalah skuad yang mengalahkan SM pada final musim lalu, minus Wahyu Widayat Jati dan Muhammad Isman Thoyib yang pensiun serta Pringgo Regowo yang terkena skors. Tetapi, lubang itu telah ditutupi dengan baik oleh Ferdinand Damanik, Fidyan Dini, dan Kristian Liem.
Aspac punya kedalaman skuad yang baik di small man maupun big man. Namun, pelatih Aspac Rastafari Horongbala juga menilai lawannya berbahaya dan memiliki skuad yang oke. Menurut coach Fari, sapaan Rastafari, barisan pemain muda SM juga punya kualitas hebat. Di antaranya, Kevin Yonas Argadiba Sitorus dan Gunawan.
Coach Fari juga mengingatkan kepada pasukannya bahwa barisan pemain senior SM masih berbahaya. Pengalaman Rony Gunawan, Arki Dikania Wisnu, serta Christian Ronaldo Sitepu adalah kekuatan yang sulit dibantah.
''Agak kurang di point guard karena kehilangan Faisal (Julius Achmad). Tetapi, yang perlu kami perhatikan adalah Rogun (Rony Gunawan). Kuncinya masih ada di dia,'' kata mantan pelatih Pelita Jaya Energi MP Jakarta itu.
Di sisi lain, pelatih SM Cokorda Raka Satrya Wibawa menyatakan bahwa status timnya saat ini adalah underdog alias tidak diunggulkan. Meski dalam dua pertandingan terakhir SM berhasil mengatasi lawannya, menang atas CLS Knights Surabaya 64-52 (3/12) dan Satya Wacana ACA LBC Salatiga 71-53 (4/12), kontribusi pemain muda masih kurang. ''Performa pemain muda dan senior terlalu jomplang dan tidak konsisten,'' ujarnya. (mid/dra/c19/ham)
Story Provied by Jawa Pos