|
NEWS MUDA DAN HEBAT: Guard Aspac Ebrahim ”Biboy” Enguio Lopez kerap mempertontonkan dunk-dunk garang yang menghibur penonton seperti pada Preseason Tournament lalu. (Foto: Dipta Wahyudin / Jawa Pos)
nblindonesia.com - 30/11/2014
Siapa Bisa Halangi Aspac?
Menyambut Musim Reguler Speedy NBL Indonesia 2014–2015
Aspac Jakarta sudah dua musim beruntun juara Speedy NBL Indonesia. Mereka berpeluang menjadi yang pertama meraih three-peat (tiga beruntun). Akankah mereka bisa dihentikan? KETIKA memastikan diri sebagai juara Preseason Tournament Mangupura Cup 2014, Aspac Jakarta terlihat begitu sulit dihentikan. Mereka seperti berada di jalur juara, mengejar impian tiga kali juara beruntun musim reguler. Secara tradisi, tim milik Irawan ''Kim Hong'' Haryono tersebut pernah merebut three-peat pada era Kobatama (2000, 2001, dan 2002). Bahkan, prestasi itu berlanjut dengan menjuarai IBL (Indonesian Basketball League) pada 2004. Lagi pula, selama empat musim terakhir di Speedy NBL Indonesia, Aspac hanya sekali gagal melangkahkan kaki ke final, yakni pada 2010–2011. Sisanya, dua kali me reka juara dan dua kali kalah di final. Kekuatan Aspac tidak banyak berubah. Pensiunnya Muhammad Isman Thoyib dan Wahyu Widayat Jati ditutupi dengan hadirnya dua rookie , yakni Kristian Liem dan Alkristian Chandra. Mereka juga punya Fidyan Dini dan Samuel Kim Razon yang berada dalam proses naturalisasi sehingga stok big man semakin tebal. Satu-satunya batu kerikil yang sedikit mengganggu konsentrasi jelang musim baru adalah skors larangan bermain dua tahun dari pihak klub kepada Pringgo Regowo. Meski minus Pringgo, staf pelatih Aspac sepakat hal tersebut bisa diatasi. Toh, Aspac berhasil membuktikannya pada turnamen pramusim lalu. Justru, menurut Kim Hong, salah satu kendalanya adalah menutupi peran Cacing –sapaan Wahyu Widayat Jati. ''Dengan datangnya pemain-pemain baru tersebut, seharusnya tidak ada masalah. Tapi, itu kan untuk menutupi Thoyib. Satu yang menjadi hal penting dari Wahyu adalah leader yang ditunjukkan di lapangan,'' ujar pria yang identik dengan topi terbalik tersebut. Meski begitu, pelatih Aspac Rastafari Horongbala menilai, stok big man yang melimpah tersebut menjadi salah satu poin plus Aspac musim ini jika dibandingkan dengan musim lalu. ''Hanya, sekarang kan banyak tim yang memainkan empat pemain kecil. Makanya, big man saya harus bisa jaga pemain kecil. Arahnya ke situ. Kalau bisa menjaga pemain kecil, kami akan menang size ketika menyerang,'' ujar Coach Fari, sapaan Rastafari. Namun, Aspac tidak ingin pongah. Sedikit lengah, tim lain bisa mengambil kesempatan tersebut. Selain Pelita Jaya Energi MP Jakarta dan Satria Muda Britama, tim lain yang mem- berikan ancaman adalah Garuda Kukar Bandung dan CLS Knights Surabaya. Garuda memang hanya mendatangkan satu pemain anyar, yakni Daniel Timothy Wenas. Tetapi, digaetnya pelatih baru Tjetjep Firmansyah menjadi tambahan penting. Menurut mantan pelatih timnas basket SEA Games Myanmar tersebut, Garuda memiliki kans yang sama dengan tim lain. '' Step-by-step dulu saja, ambil empat besar dulu dan semifinal. Ada kans, tinggal anak-anak fokus di tim,'' ujar Coach Tjetjep. '' Benerin mental ini. Spesifiknya adalah emosi saat menyerang. Untuk mental, berjuang dan disiplin itu su dah bagus,'' lanjutnya. Adapun CLS akan semakin solid. Sebab, ini adalah musim kedua Kim Dong-won sebagai pelatih. Datangnya Bima Riski Ardiansyah dan Kaleb Ramot Gemilang semakin mem- perdalam skuad runner-up preseason tournament lalu tersebut. (mid/c17/ham) Story Provided by Jawa Pos
Share this:
Tweet
|
Copyright © 2010 PT DBL Indonesia, All rights reserved.
Any commercial use or distribution without the express written consent of DBL Indonesia is strictly prohibited. |