AMBISI BESAR: Manager M88 Aspac Jakarta Irawan ‘’Kim Hong” Haryono (kiri), Rastafari Horongbala dan Andakara Prastawa Dhyaksa (kanan) saat konferensi pers di Jakarta kemarin. (Foto: Wahyudin / Jawa Pos)
M88 Aspac Jakarta tidak memiliki niat untuk melepaskan gelar juara yang direbutnya dua musim terakhir NBL Indonesia. Aspac bahkan ingin menjadi satu-satunya tim yang mencatatkan sejarah di era NBL Indonesia, yaitu sebagai tim pertama yang merebut three-peat ( juara tiga kali berturut-turut). Cara terbaik untuk menciptakan itu adalah kembali menjadi juara Speedy NBL Indonesia 2014-2015.
''Kami pernah meraih three-peat, bahkan quadruple (juara empat kali beruntun) di era IBL (Indonesia Basketball League, Red). Namun, akan lebih sahih rasanya jika three-peat itu dilakukan di era Speedy NBL Indonesia bahwa persaingannya lebih ketat,'' ujar Irawan ''Kim Hong'' Haryono, owner Aspac, dalam jumpa pers launching roster di Masterpiece Cafe, Jakarta, kemarin (26/11).
Meski begitu, pria yang identik dengan mengenakan topi terbalik itu menyadari bahwa perjuangan tersebut tidak mudah. Apalagi, bursa transfer pemain di tim-tim NBL Indonesia musim ini menunjukkan indikasi persaingan antarklub merata.
Selain itu, musim ini Aspac kehilangan dua pemain senior yang memutuskan pensiun. Yakni, Muhammad Isman Thoyib dan Wahyu Widayat Jati. Terlebih, Aspac juga tidak bisa memainkan Pringgo Regowo gara-gara diskors dua tahun larangan bermain oleh pihak klub.
''Tidak ada Pringgo, saya akui, menjadi masalah bagi kami. Memang kami memiliki banyak big man, tapi hanya bisa bermain di posisi lima (center, Red). Untuk posisi empat (power forward, red) sedikit. Tapi, saya yakin pemain kami bisa menutupi hal tersebut,'' ungkapnya.
Beberapa nama yang disiapkan untuk menutupi lubang tersebut adalah Muhamad Irman dan rookie Alkristian Chandra .
Selain itu, head coach Aspac Rastafari Horongbala telah menyiapkan beberapa alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya, mencoba beberapa pemain untuk bermain di posisi power forward. Misalnya, Fandi Andika Ramadhani dan Ebrahim Enguio Lopez. ''Sewaktu di Bali (preseason), saya sudah menyiapkan tim bahwa tanpa dia (Pringgo, Red) kami harus siap. Penggantinya ada beberapa. Misalnya, Rama bisa ditarik ke atas di posisi empat,'' ungkap Coach Fari -sapaan Rastafari Horongbala.
Coach Fari juga mengatakan bahwa dengan adanya empat big man di kubu Aspac kali ini, Ferdinand Damanik, Fidyan Dini, Kristian Liem, dan Samuel Kim Razon yang dalam proses naturalisasi, dirinya lebih luwes mengatur komposisi pemain.
"Jadi big man saya bisa dari posisi lima bisa turun ke empat, atau posisi empat bisa turun ketiga, lebih fleksibel," ungkapnya
Mantan pelatih Pelita Jaya energi Mega Persada Jakarta tersebut juga yakin anak asuhnya mampu mewujudkan ambisi three-peat tersebut.
"Asalkan anak-anak nggak menganggap enteng lawan, saya yakin mereka masih bisa mengatasi mereka semua," tutur coach Fari.
Xaverius Prawiro juga tidak kalah optimistis, baginya target Aspac tiap tahun tidak akan berubah yakni selalu menjadi yang terbaik. "Harus juara dong, kalau main basket, targetnya harus paling tinggi," tandasnya. (mid/c4/ady)
Story Provided by Jawa Pos