KONSISTEN: Point guard CLS Dimaz Muharri melakukan teardrop shot ketika bertarung melawan Satria Muda di GOR Purna Krida, Kerobokan, Badung, tadi malam. (Foto: Boy Slamet/Jawa Pos)
SELALU lolos ke final preseason tournament. Itulah rekor yang dimiliki CLS Knights Surabaya seiring langkah mereka melaju ke partai puncak Preseason Tournament Mangupura Cup 2014 hari ini. Mereka akan bertarung dengan Aspac Jakarta.
Ini bukan kali pertama kedua tim bertemu di final preseason tournament. Pada edisi 2011 di Malang, kedua tim juga bersua. Saat itu CLS keluar sebagai pemenang (59-50). Tetapi, akan sulit mengulang cerita sukses tersebut.
Kebetulan, kala itu Aspac memang tidak bermain di partai puncak dengan kekuatan terbaik. Mereka kehilangan sejumlah pemain yang menjalani pelatnas proyeksi SEA Games 2011. Di antaranya, Xaverius Prawiro dan Mario Gerungan.
Masalahnya, saat itu Xaverius dan Gerungan merupakan pemain utama yang sangat menentukan permainan Aspac pada posisi shooting guard utama dan point guard utama. Sedangkan CLS hanya kehilangan Dwi Haryoko yang bisa digantikan pemain lain.
Bukan itu saja yang membuat CLS bakal sulit mengalahkan Aspac pada final kali ini. Rekor laga kedua tim juga lebih menguntungkan buat Aspac. Dalam sepuluh pertemuan terakhir, hanya dua kali Aspac kalah oleh CLS.
Lagi pula, pada Preseason Tournament Mangupura Cup 2014, Aspac melaju ke final dengan selalu menang. Menuju final, Xaverius Prawiro dkk mampu mengalahkan Pelita Jaya Energi MP Jakarta via overtime 78-73.
Bagi Aspac, inilah kesempatan untuk mengejar gelar pertamanya di preseason tournament. ''Target juara. Sudah tanggung, kaki kami telah mencapai final. Nanti mental yang akan bicara, bukan hanya teknik,'' kata Antonius Joko Endratmo, pelatih Aspac.
Sementara itu, CLS tetap berharap bisa mengulang cerita indah 2011. ''Aspac tim yang kuat. Mereka juara NBL dua musim berturut-turut. Mereka juga memiliki small man yang pintar dan berpengalaman. Kemenangan besok (hari ini, Red) bergantung pada kondisi shooter kami. Anak-anak belum konsisten, terkadang bagus terkadang tidak. Tetapi, hari ini (kemarin, Red) merata. Semua bagus,'' ucap Kim Dong-won, pelatih CLS.
Menurut peraih Coach of The Year musim lalu tersebut, dirinya menyadari bahwa kekuatan big man Aspac jauh lebih baik. Namun, grafik permainan Herman dan Achmad Syarif yang mengisi posisi Dwi Haryoko sudah meningkat. ''Wewe (Herman, Red) mulai bagus. Melawan Aspac, bagaimanapun caranya kami harus siap,'' lanjut Mr Kim.
Sikap optimistis ditunjukkan bintang CLS Dimaz Muharri. Dia yakin timnya sanggup merengkuh gelar preseason untuk kali kedua. Kandidat most valuable player (MVP) musim lalu itu mengatakan bahwa timnya telah mengevaluasi kekalahan saat melawan Aspac pada pertandingan grup A lalu.
''Evaluasi kekalahan saat lawan Aspac adalah konsistensi. Kami tidak bisa menjaga konsistensi saat unggul. Namun, hari ini (kemarin, Red) kami bisa menerapkannya,'' ucap Dimaz yang kemarin mencetak 9 poin, 8 rebound, dan 6 assist.
Saat melawan SM, CLS memang tampil konsisten dengan selalu menjaga keunggulan di empat kuarter. Meski SM sempat mendekat dan hanya tertinggal empat angka pada pertengahan kuarter keempat (70-66), tim asal Kota Pahlawan itu mampu menjaga ritme dan berhasil menutup laga dengan selisih 11 poin (82-71). ''Laga tadi (kemarin, Red) team effort sudah sangat bagus. Saya akan tampil all-out untuk bisa merebut gelar,'' lanjut Mario Wuysang, point guard CLS. (mid/irr/c17/ham)
Story Provided by Jawa Pos