POTENSIAL: Center muda Kristian Liem (kiri) ketika membela Aspac melawan NSH GMC di GOR Purna Krida, Kerobokan, Badung, kemarin. (Foto: Boy Slamet / Jawa Pos)
Punya PR Free Throw dan Kekuatan Tubuh Bagian Bawah
Tidak salah apabila Preseason Tournament Mangupura Cup 2014 dijadikan panggung oleh para rookie. Salah seorang rookie yang menyedot perhatian adalah center Aspac Jakarta Kristian Liem.
BAGUS DIMAS-I'IED RIFADIN, Badung
---
DENGAN usia baru 20 tahun dan tinggi mencapai 201 cm, tidak salah apabila Kristian Liem menjadi magnet bagi klub-klub Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia pada bursa transfer awal musim ini. Apalagi ditambah pengalamannya membela timnas basket U-18 pada SEABA Championship 2012 dan FIBA Asia Under-18 Championship 2012.
Tim-tim NBL seperti Stadium Jakarta, Garuda Kukar Bandung, dan Satria Muda Britama Jakarta tertarik untuk menggunakan tenaga mudanya.
Adalah Aspac yang akhirnya mendapat tanda tangan pemain kelahiran Madiun tersebut. Kris setuju membela Aspac dengan durasi kontrak tiga tahun. Sebelum bergabung dengan Aspac, beberapa rekan timnas U-18 seperti Kevin Yonas Sitorus dan Avan Seputera memang menjalani debut di NBL. Tetapi, Kris memilih menempa skill-nya dengan berkompetisi di liga mahasiswa dan menunggu momen yang tepat.
Itu semua dilakukan agar saat terjun ke dunia basket profesional dirinya memiliki modal yang baik. Modal dua tahun itu membuat Kris yakin dan memutuskan bahwa tahun ini adalah waktu yang tepat untuk terjun berkompetisi di orbital tertinggi basket tanah air. Dalam dua laga awal, mahasiswa Jurusan Perhotelan UPH Jakarta tersebut bermain apik.
Pada laga pertama menghadapi Bimasakti Nikko Steel Malang (11/10), Kris berhasil mencetak 7 poin dan 4 rebound. Pada laga melawan NSH GMC GSBC Jakarta kemarin (13/10), kapten timnas basket U-18 tersebut mengoleksi 7 poin dan 11 rebound. Peraih top block liga mahasiswa tahun lalu itu berhasil keluar menjadi pengoleksi rebound terbanyak dalam laga tersebut. Dengan tinggi yang mencapai 201 cm dan jangkauan tangan yang panjang, dia leluasa bertarung di udara untuk memperebutkan bola
Kris bisa saja mencetak double-double pada laga tersebut. Sayang, buruknya akurasi free throw membuat hal itu gagal terealisasi. Kris hanya mampu memasukkan tiga tembakan dari 10 kesempatan.
Biar begitu, tetap saja penampilan tersebut cukup baik, mengingat dia baru berlatih satu bulan bersama tim utama. Meski tampil baik di dua laga awal, Kris ternyata belum begitu puas dengan penampilan yang ditunjukkannya. Menurut Kris, dirinya bisa bermain lebih baik daripada sekarang. ''Banyak sih yang masih dibenahi. Itu (free throw, Red) salah satunya,'' ujarnya
Selain itu, Kris menilai kekuatan otot bagian bawah masih menjadi problem yang harus diperkuat. Untuk fisik, dia juga ingin badannya lebih kekar. Itu semua dilakukan agar mampu bertarung di paint area. Modal postur tinggi saja tidak cukup untuk bisa bersaing di NBL Indonesia. ''Ingin nebelin badan saja sih sekarang dan melatih bagian bawah tubuh,'' katanya
Terlalu dini memang untuk berbicara tentang gelar Rookie of The Year. Namun, sebagai seorang rookie, hal itulah yang diinginkan olehnya. ''Harapannya seperti itu,'' ucapnya lantas tersenyum
Menurut bos Aspac Irawan ''Kim Hong'' Haryono, Kris memang memiliki potensi menjadi pemain yang baik. Tentunya, dia masih harus banyak bersabar dan membenahi kelemahan-kelemahannya. ''Masih belum. Kekuatan tubuh bagian bawahnya masih kurang. Dia kan menang karena tangannya yang panjang. Dia memang tidak kami siapkan untuk musim ini, tetapi musim depan. Sebab, dia masih rookie,'' katanya. (*/c17/ham)
Story Provided by Jawa Pos